Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah melaporkan hasil produksi dan penjualan emas, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) melaporkan kinerja operasional segmen nikel. Berdasarkan laporan kuartalan yang diterima Kontan.co.id, Jumat (23/10), ANTM mencatatkan produksi feronikel (unaudited) sebesar 6.371 ton nikel dalam feronikel (TNi).
Realisasi ini tumbuh 6% dibandingkan capaian produksi pada periode triwulan ketiga tahun 2019 yakni sebesar 6.035 TNi.
Sementara dari sisi penjualan (unaudited) feronikel pada kuartal ketiga 2020 tercatat mencapai 6.462 TNi. Jika diakumulasikan, capaian kinerja produksi dan penjualan unaudited feronikel Antam sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2020 masing-masing sebesar 19.133 TNi dan 19.507 TNi.
Baca Juga: Harga emas hari ini (22/10) di Butik Emas Antam turun Rp 4.000 per gram
Untuk komoditas bijih nikel, ANTM mencatat volume produksi bijih nikel (unaudited) yang digunakan sebagai bahan baku pabrik feronikel ANTM dan penjualan kepada pelanggan domestik pada kuartal ketiga mencapai 1,49 juta wet metric ton (wmt).
Realisasi ini melesat 100% bila dibandingkan capaian produksi bijih nikel pada periode triwulan kedua tahun 2020 yang hanya 745 ribu wmt.
Sementara capaian penjualan (unaudited) bijih nikel pada kuartal ketiga 2020 tercatat sebesar 1,04 juta wmt, tumbuh 519,04% secara signifikan jika dibandingkan dengan tingkat penjualan pada kuartal kedua yang hanya 168 ribu wmt.
Secara akumulasi, sepanjang periode sembilan bulan pertama 2020, produksi (unaudited) bijih nikel emiten pelat merah ini mencapai 2,86 juta wmt dengan tingkat penjualan unaudited mencapai 1,21 juta wmt.
SVP Corporate Secretary Aneka Tambang Kunto Hendrapawoko menyampaikan, tumbuhnya kinerja segmen nikel seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi global serta tumbuhnya tingkat permintaan nikel.
Saat ini, ANTM berfokus dalam pengembangan pasar domestik bijih nikel seiring dengan outlook pertumbuhan industri pengolahan nikel di dalam negeri.
“Sejalan dengan ditetapkannya Harga Patokan Mineral Logam di dalam negeri oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, memberikan tingkat harga jual mineral dalam negeri yang lebih kompetitif dan hal tersebut memberikan peluang bagi ANTM untuk meningkatkan jangkauan pemasaran bijih nikel di dalam negeri,” ujar Kunto dalam keterangan resmi, Jumat (23/10).
Dalam menghadapi tantangan volatilitas harga komoditas global, ANTM berfokus pada upaya penurunan biaya tunai produksi serta implementasi kebijakan strategis terkait inisiatif efisiensi biaya yang tepat dan optimal.
Melalui langkah ini, biaya tunai feronikel unaudited konstituen Indeks Kompas100 ini sepanjang sembilan bulan pertama 2020 tercatat sebesar US$3,34 per pon nikel. Realisasi tersebut mengukuhkan posisi ANTM sebagai bagian dari kelompok produsen feronikel global berbiaya rendah.
Analis Samuel Sekuritas Indonesia Dessy Lapagu menilai, ANTM memiliki keunggulan tersendiri karena memiliki dua komoditas yang saat ini sedang dalam fase uptrend, yaitu emas dan nikel.
Prospek ANTM semakin cerah dengan adanya wacana pembentukan Holding Indonesia Battery, yang merupakan hasil kerja sama dengan beberapa perusahaan milik negara, seperti PT Pertamina (Persero), dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Menurut Dessy, wacana tersebut sangat memberikan sentimen positif bagi ANTM terlebih untuk menyalurkan produksi nickel ore yang ekspornya telah dilarang per 1 Januari 2020.
Baca Juga: Aneka Tambang (ANTM) akan bawa unit bisnis logam mulia IPO ke bursa efek
“Kami menilai positif berita ini dan berharap kepastian nilai proyek seperti feasibility study serta groundbreaking pada tahun depan sehingga dapat mendorong performa ANTM secara keseluruhan,” ujar Dessy, kepada Kontan.co.id, Rabu (21/10)
ANTM pun masih memiliki pasokan bijih nikel yang melimpah. hingga tahun 2019, tercatat posisi cadangan bijih nikel ANTM sebesar 353,74 juta wmt dengan sumber daya bijih nikel mencapai sebesar 1,36 miliar wmt.
Kunto mengatakan, potensi cadangan dan sumber daya mineral nikel tersebut menjadi salah satu kekuatan ANTM dalam pengembangan skala bisnis melalui hilirisasi mineral nikel guna menciptakan nilai tambah produk nikel ANTM.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News