Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga emas terus melemah pada perdagangan akhir pekan dan mengakhiri pekan terburuk dalam lebih dari 1 tahun karena dolar Amerika Serikat (AS) memperpanjang reli di belakang pandangan hawkish dari Federal Reserve.
Jumat (18/6), harga emas spot ditutup melemah 0,53% ke level US$ 1.764,16 per ons troi. Untuk pekan tersebut, harga emas sudah ambles 6%, setelah turun lebih dari 2% pada perdagangan hari Kamis (17/6).
Setali tiga uang, harga emas berjangka untuk kontrak pengiriman Agustus 2021 ditutup turun 0,3% menuju US$ 1.769 per ons troi. Pada pekan yang berakhir 18 Juni itu, emas berjangka juga koreksi 5,9%.
Paladium pun berada di penurunan mingguan terbesar sejak Maret 2020, sementara perak turun lebih dari 7% untuk minggu ini.
Paladium terakhir turun 1,8% ke level US$ 2.451,68 per ons troi. Sementara perak turun 0,2% menjadi US$ 25,86 dan platinum koreksi 1,7% menjadi US$ 1.040,66 per ons troi di akhir pekan.
Pernyataan The Fed di tengah pekan lalu menjadi sentimen utama bagi pelemahan harga emas. Bank sentral AS itu akan mempertimbangkan apakah akan mengurangi pembelian asetnya di setiap pertemuan berikutnya dan mengajukan proyeksi kenaikan suku bunga hingga 2023.
Baca Juga: Harga emas masih akan tertahan di sekitar US$ 1.800 per ons troi
Lebih lanjut emas terluka oleh pernyataan Presiden The Fed dari St. Louis, James Bullard, yang menyebut inflasi lebih kuat dari yang diantisipasi dan pengetatan kebijakan moneter yang lebih cepat adalah respons "alami" terhadapnya.
"Pasar takut akan rahang The Fed lebih lanjut," kata David Meger, Director of Metals Trading di High Ridge Futures.
Masih harus dilihat "berapa banyak pembicaraan The Fed yang akan kita dapatkan tentang potensi mengurangi pembelian aset dan menaikkan suku bunga di beberapa titik di masa depan, jika perkiraan ini benar," tambah Meger.
Indeks dolar AS menuju minggu terbaiknya dalam hampir sembilan bulan, mengurangi daya pikat emas untuk pemegang mata uang lainnya.
Tetapi beberapa analis, termasuk dari Goldman Sachs dan Commerzbank, mengatakan emas dapat bersiap untuk pemulihan.
Mungkin ada lebih banyak tekanan jual jangka pendek dalam emas tetapi di beberapa pemburu barang murah bisa turun tangan, merasakan peluang membeli mengingat bahwa kenaikan inflasi secara historis "bullish" untuk logam mulia, kata analis senior Kitco Metals Jim Wyckoff.
Commerzbank juga mempertahankan proyeksi harga emas di akhir tahun bisa mencapai US$ 2.000 per ons troi.
Selanjutnya: Harga minyak acuan kian panas, sepekan naik 1,1%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News