Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas spot yang terus merangkak naik sejak Mei 2021 kembali melemah ke sekitar US$ 1.700 per ons troi. Di penutupan perdagangan Kamis (17/6), harga emas berada di angka US$ 1.773,5 per ons troi. Jumat (18/6) pukul 19.45 WIB, harga emas spot menguat ke US$ 1.779 per ons troi.
Menurut Analis HFX Internasional Berjangka Ady Phangestu, setelah turbulensi pasar mata uang disebabkan oleh Federal Open Market Committee (FOMC), harga emas dan perak juga anjlok kembali, bahkan perak berada di posisi terendah sejak enam minggu terakhir. “Setelah bank memproyeksikan bahwa kondisi pemulihan akan memungkinkan kenaikan suku bunga dan pelonggaran kebijakan yang akan datang lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya,” kata Ady kepada Kontan.co.id, Jumat (18/6).
Ady menambahkan bahwa pukulan terbesar untuk metal dan aset berdenominasi dolar AS lainnya datang dari dot plot. Dot plot The Fed menunjukkan dua kemungkinan kenaikan suku bunga terjadi ada tahun 2023.
Dia menambahkan bahwa kenaikan suku bunga bahkan dapat lebih cepat apabila inflasi menjadi lebih panas, dan itu cukup bagi dolar AS untuk mengambil kendali sementara waktu.
Baca Juga: Harga emas berpotensi turun hingga pekan depan
Ady juga menilai bahwa harga emas telah naik jauh dari double bottom di bawah aera US$ 1.700 per ons troi, tetapi pergerakan yang lebih tinggi berkorelaasi dengan aset berisiko. “Dengan kata lain, itu bukan pergerakan yang hanya dimiliki oleh pasar emas, tetapi pergerakan risk-on berkorelasi yang berbalik beberapa hari yang lalu dengan pengumuman The Fed,” ujar Ady.
Analisis Ady, emas spot bergerak melampaui US$ 1.800 per ons troi dan mendekati dukungan US$ 1.764,27 per ons troi pada kisaran harga pembukaan bulan Mei 2021, dan mencetak harga rendah US$ 1767,23 per ons troi. Ady menilai pergerakan sementara kemungkinan akan tertahan pada proyeksi menguji kembali US$ 1.800 per ons troi.
Baca Juga: Harga emas menuju pekan terburuknya sejak Maret 2020 setelah nada hawkish The Fed.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News