Reporter: Rashif Usman | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah telah mengalokasikan anggaran kesehatan Rp 197,8 triliun di Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) untuk tahun 2025. Anggaran tersebut naik 6,11% year on year (yoy) bila dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 186,4 triliun.
Kenaikan anggaran pada pos kesehatan tersebut dinilai akan membawa dampak positif pada emiten rumah sakit.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo mengatakan alokasi anggaran kesehatan tersebut bakal berdampak positif bagi kinerja emiten rumah sakit. Namun, untuk emiten mana yang paling berdampak perlu dilihat skema realisasinya nanti.
Baca Juga: Kinerja SILO Diramal Tumbuh Positif di 2024, Intip Rekomendasi Sahamnya
"Hal ini bisa berdampak signifikan pada kinerja emiten jika bisa dilaksanakan dengan baik," kata Azis kepada Kontan, Rabu (21/8).
Senada, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus menilai bahwa hampir semua emiten pada sektor kesehatan akan merasakan dampak dari kenaikan anggaran kesehatan, terutama pada emiten rumah sakit.
Ia menjelaskan bahwa secara umum, emiten rumah sakit akan mendapatkan sentimen positif karena umumnya dimulai dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
"Dan hampir semua rumah sakit saat ini juga sudah dapat menggunakan BJPS yang tentunya akan meningkatkan kinerja dari rumah sakit itu sendiri ketika peserta BPJS juga selalu dibayar tepat waktu," ujar Nico kepada Kontan, Rabu (21/8).
Baca Juga: CMRY dan SILO Masuk, Intip Saham-Saham IDX80 Periode Agustus-Oktober 2024
Nico juga menerangkan meski kenaikan anggaran kesehatan tersebut tidak berdampak secara langsung, namun secara perlahan emiten rumah sakit akan merasakan dampak positifnya.
"Ketika ketidakpastian jauh lebih besar, healthcare selalu menjadi penopang. Oleh sebab itu, healthcare akan selalu dialokasikan, dan tentunya semakin besar akan semakin baik untuk kesejahteraan masyarakat," ucapnya.
Di samping itu, Nico melihat sejauh ini pergerakan saham emiten rumah sakit masih stabil, dan belum terlalu memberikan pergerakan yang signifikan.
Nico merekomendasikan untuk mencermati saham PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) dengan target harga Rp 3.250, PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) dengan target harga Rp 3.050 dan PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) dengan target harga Rp 1.680.
Sementara itu, Azis merekomendasikan trading buy saham PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) dengan target harga Rp 3.010.
Laba Bersih Emiten Rumah Sakit
Sejumlah emiten rumah sakit telah merilis laporan kinerja keuangan. Pendapatan emiten rumah sakit kompak meningkat pada semester I 2024.
PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) mengantongi laba bersih sebesar Rp 343,15 miliar di semester I-2024. Angka tersebut melonjak 69,59% year on year (yoy) jika dibandingkan pada periode yang sama pada tahun 2023 yaitu Rp 202,34 miliar. Begitu juga dengan pendapatan HEAL di semester I 2024 ini juga turut meningkat. HEAL mencatat pendapatan sebesar Rp 3,34 triliun atau tumbuh 24,16% jika dibandingkan semester I-2023.
Baca Juga: Catatkan Kinerja Positif, Simak Rekomendasi Saham Mitra Keluarga Karya Sehat (MIKA)
Begitu juga dengan PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) meraup pendapatan Rp 2,45 triliun di semester pertama 2024. Pendapatan MIKA meningkat 19,51% yoy jika dibandingkan dengan semester pertama tahun lalu. Di periode yang sama, laba bersih Mitra Keluarga melesat 32,54% menjadi Rp 600,56 miliar dari sebelumnya Rp 453,10 miliar.
Selanjutnya, PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) mencatat pendapatan SILO pada periode Januari-Juni 2024 bertumbuh 13,90% yoy menjadi Rp 6,01 triliun dibandingkan Rp 5,28 triliun pada posisi yang sama tahun sebelumnya. Meskipun pendapatan naik, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih SILO terpantau menyusut ke angka Rp 314,28 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News