Reporter: Benedicta Prima | Editor: Yudho Winarto
Analis Artha Sekuritas Dennies Christopher Jordan mengungkapkan hal serupa, emiten konstruksi bisa saja sulit bertumbuh. Dus, emiten sektor ini memiliki tantangan baru yaitu harus mempercepat proyek dan memperbaiki cash flow supaya bisa mengikuti lebih banyak tender proyek serta memiliki tabungan proyek dihadapi (order book).
"Supaya nanti di tahun berikutnya, kalau kontrak baru tidak sebanyak tahun ini mereka masih bisa meningkatkan pendapatan," jelas Dennies.
Namun, bila melihat kondisi di 2021 yang mulai pulih, Dennies optimistis kinerja hingga akhir tahun ini masih akan lebih baik dibanding 2020 untuk keseluruhan BUMN Karya.
Lantas Dennies merekomendasikan investor yang sudah memegang saham di sektor ini bisa hold terlebih dahulu atau bisa juga memanfaatkan fluktuasi untuk trading jangka pendek.
Adapun per April 2021 realisasi kontrak baru PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) tercatat sebesar Rp 4,9 triliun naik secara tahunan dari Rp 2,8 triliun. Sementara itu nilai orderbook hingga Maret 2021 menjadi Rp 76,8 triliun.
Sementara itu nilai kontrak baru PT PP Tbk (PTPP) tercatat sebesar Rp 5,8 triliun hingga Mei 2021 dari target Rp 30,1 triliun. PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mengantongi kontrak baru Rp 3,6 triliun per April 2021 dari target Rp 24 triliun. Terakhir PT Waskita Karya Tbk (WSKT) membukukan kontrak baru sebesar Rp 2,13 triliun per April 2021 dari target Rp 26 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News