Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Di tengah laporan keuangan yang terpuruk, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) berusaha untuk meningkatkan kinerjanya. Tahun depan, BRMS menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai US$ 350 juta.
Rinciannya, US$ 300 juta akan digunakan untuk eksplorasi Dairi Prima Mineral. Direktur Keuangan BRMS Fuad Helmy mengungkapkan bahwa pihaknya tengah menunggu penyelesaian pendanaan.
Nantinya, pendanaan tersebut akan berasal dari perbankan, organisasi lain, dan China Nonferrous Metal Industry's Foreign Engineering and Construction Co. Ltd. (NFC). Sekedar informasi, NFC adalah perusahaan tambang mineral non-besi yang dikelola komisi administrasi dan pengawasan aset milik pemerintah Cina.
"Kami dalam proses menunggu proses surat Kementerian Keuangan China tentang pendanaan. Ini sudah menggembirakan bagi kami, tentang keberadaan status penurunan pendanaan dari China," sebut Direktur Utama BRMS Suseno Kramadibrata, KamisĀ (11/12).
Suseno memaparkan, BRMS sedang dalam proses teknikal akhir koreksi Analisis mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) untuk tambang Dairi Prima Mineral. Kemudian, pihaknya pun telah melakukan perjanjian dengan pemasok peralatan dari Cina.
Lebih lanjut, BRMS menganggarkan US$ 50 juta lagi untuk Citra Palu Minerals dan Gorontalo Minerals. Suseno mengatakan bahwa BRMS tengah menjalani studi kelayakan dan AMDAL untuk tambang Gorontalo Minerals. Ia pun yakin, BRMS yakin dapat menyelesaikan AMDAL dan memulai fase konstruksi di tahun depan.
"Nanti kita perlu cari pendanaan konstruksi yang besar. Kalau sudah jelas, pencarian dana tak terlalu sulit," ucap Suseno.
Pada 2015, BRMS menargetkan produksi 1 juta ton bijih seng dan timah hitam per tahun dari Dairi Prima Minerals. Dari situ, dapat dihasilkan 250 ribu ton konsentrat timah hitam per tahun. Lalu, BRMS menargetkan produksi 5 juta ton bijih tembaga dan emas dari Gorontalo Minerals. Terakhir, BRMS berharap bisa mengumpulkan 1 juta ton bijih emas dari Citra Palu Minerals.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News