kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Aneka Tambang gelar beauty contest proyek smelter


Selasa, 30 Januari 2018 / 07:00 WIB
Aneka Tambang gelar beauty contest proyek smelter


Reporter: Dede Suprayitno, Dityasa H Forddanta | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) berniat menambah jumlah pabrik pengolahan mineral (smelter). Saat ini, perusahaan pelat merah ini sedang melakukan beauty contest untuk mencari partner terbaik dalam pembangunan proyek tersebut. 

Direktur Utama ANTM Arie Prabowo Ariotedjo mengatakan, pembangunan ini akan dilakukan pada beberapa lokasi. Di antaranya Pomalaa, Sulawesi Tenggara; Tanjung Buli, Maluku Utara maupun Sorong, Papua. "Deadline beauty contest ini bulan Februari," kata dia, Senin (29/1).

Bila tenggat waktu tersebut tepat, ANTM menargetkan, setidaknya sudah ada satu proyek yang mulai bergulir tahun ini. "Kami harapkan, semester II ada yang satu proyek yang kami kembangkan," ujar Arie. 

Perusahaan tambang ini menerapkan kriteria khusus terhadap calon partner untuk pembangunan itu. Di antaranya memiliki pengalaman, punya teknologi yang mumpuni dan pengalaman produksi. Tak ketinggalan, punya kekuatan keuangan.

Karena itu, partner yang digandeng adalah pihak asing. Sedangkan untuk pekerjaan engineering, procurement & construction (EPC) bisa diberikan kepada lokal. Misalnya, Antam menyerahkan EPC proyek pembangunan pabrik feronikel di Halmahera Timur ke PT Wijaya Karya Tbk. 

Pembangunan satu proyek smelter ini setidaknya butuh waktu tiga hingga lima tahun. Arie belum memastikan berapa investasi untuk proyek pembangunan smelter ini.  "Seperti yang di Pomalaa untuk membangun stainless steel mungkin sekitar US$ 1 miliar, tergantung proposalnya," ungkap dia.

Selain itu, ANTM juga berniat memperpanjang izin ekspor produk pertambangan dengan kriteria tertentu. "Perpanjangan izin ekspor untuk bijih nikel kadar rendah dan bijih bauksit tercuci," ujar Aprilandi Hidayat Setia, Sekretaris Perusahaan ANTM. 

Sebagaimana diketahui ANTM memiliki total kuota izin ekspor bijih nikel kadar rendah sebesar 3,9 juta metrik ton (MT). Dari besaran kuota tersebut, 2,7 juta MT didapatkan pada April 2017. Sedangkan, sisanya diperoleh pada Oktober 2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×