Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
Setelah memperhitungkan semua asumsi, Mirae Asset Sekuritas meningkatkan status terhadap sektor pertambangan logam Indonesia dari netral menjadi overweight. Mirae Asset juga mengubah pilihan utama (top picks) di sektor ini dari semula PT Vale Indonesia Tbk (INCO) ke PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).
“Karena kami pikir ANTM akan mendapatkan keuntungan dari pendirian holding baterai Indonesia,” sambung dia.
Andy menilai, ANTM akan menyokong di sisi hulu dengan memasok bijih nikel ke pabrik holding baterai ini. Sebab, cadangan tambang nikel milik Aneka Tambang menyumbang 14,0% dari total cadangan tambang nikel di tanah air.
Baca Juga: Rekomendasi: Sektor logam industri dan mineral berprospek cerah usai Biden menang
Secara keseluruhan, Andy meyakini bahwa proyek ambisius pemerintah Indonesia tersebut akan menjadi pendorong pertumbuhan ANTM dalam jangka panjang
Setelah memoles asumsi harga nikel global rata-rata untuk dua tahun ke depan, Mirae Asset juga merevisi naik pendapatan ANTM menjadi Rp 35,1 triliun di tahun 2021 dan Rp 39,9 triliun di 2020, masing-masing naik 8,8% dan 8,9% dari perkiraan sebelumnya. Mirae Asset juga merevisi laba bersih ANTM setahun penuh 2021 – 2022, masing-masing menjadi Rp 1,5 triliun dan Rp 1,9 triliun.
Alhasil, Mirae Asset Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli, dengan meningkatkan target harga saham ANTM menjadi Rp 1.550 dari sebelumnya Rp 960 per saham. Namun, risiko dari rekomendasi ini adalah harga nikel dan emas global yang berpotensi melemah serta adanya perubahan regulasi.
Selanjutnya: Kinerja Keuangan Emiten Mulai Pulih, Cermati Saham LQ45 yang Punya Prospek Menarik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News