Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
NEW YORK. Kontrak harga minyak mengalami penurunan terbesar dalam dua minggu terakhir. Melorotnya harga minyak terjadi setelah Arab Saudi menawarkan untuk menyuplai tambahan minyak setelah terjadinya konflik politik di Libya.
Kontrak harga minyak untuk pengantaran April turun 91 sen sehingga bertengger di posisi US$ 96,97 per barel di NYMEX. Ini merupakan penurunan harian terbesar sejak 11 Febuari lalu. Pada 24 Febuari, harga minyak sempat bertengger di posisi US$ 103,41 sebarel, yang merupakan harga harian tertinggi sejak 29 September 2008. Dengan demikian, sepanjang tahun ini, harga minyak sudah melesat 22%.
"Ancaman terhadap suplai minyak tidak terlihat berbahaya seperti halnya minggu lalu. Meskipun kondisi di Libya masih mencekam, harga minyak tidak akan menanjak karena adanya komitmen penambahan suplai dari negara lain," papar Tim Evans, energy analyst Citi Futures Perspective di New York.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News