Reporter: Arvin Nugroho | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja keuangan emiten sektor properti tahun ini berpotensi akan mengalami kondisi tak jauh berbeda dibandingkan tahun 2019.
Dengan berlakunya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai upaya pencegahan menyebarnya virus korona di sejumlah wilayah membuat pemasukan emiten sektor properti menjadi lesu. Berikut analisa teknikal untuk saham emiten sektor properti:
Baca Juga: IHSG terkoreksi 0,31% pekan ini, rata-rata nilai transaksi harian merosot 13,44%
1. PT Ciputra Development (CTRA)
Di tengah kondisi saat ini, di mana pendapatan emiten properti dari sewa tenant dan recurring income yang menurun, saham CTRA masih menarik untuk dilirik. Mengingat, fokus sebagian pendapatannya berasal dari produk rumah tapak.
Terlebih, jika suku bunga acuan kembali turun akan berpotensi untuk menstimulasi konsumen memutuskan membeli properti. Rekomendasi: Buy Rp 780
Analis NH Korindo Sekuritas Ajeng Kartika Hapsari
Baca Juga: Akibat Corona, Adhi Commuter Properti Menunda IPO
2. PT Pakuwon Jati (PWON)
Net Gearing Ratio milik PWON merupakan yang paling rendah daripada emiten properti lainnya sebesar 0,03x periode 9 bulanan. Ditambah, porsi recurring incomenya juga paling tinggi mencapai 50%.
Namun, target pasar PWON berada di rentang menengah ke atas. Sehingga, ketika virus korona mulai mereda, pertumbuhan permintaannya tidak sebesar emiten properti lainnya.
Rekomendasi: Buy Rp 500
Analis Panin Sekuritas Ishlah Bimo Prakoso
3. PT Bumi Serpong Damai (BSDE)
Kinerja BSDE pada tahun 2019 terlihat cukup solid. BSDE mampu mengantongi laba tahun berjalan sebesar Rp 1,29 triliun. Angka itu mengalami kenaikan sebesar 116,28%.
BSDE juga membukukan pendapatan sebesar Rp 7,08 triliun atau naik 6,79% secara year on year. Sedangkan, Net Gearing Rationya juga terbilang kecil berada di 0,2x.
Rekomendasi: Buy Rp 850
Analis Panin Sekuritas Ishlah Bimo Prakoso
Baca Juga: Sempat merugi, Malacca Insurance (MTWI) bukukan laba Rp 726,75 miliar di 2019
4. PT Summarecon Agung (SMRA)
Pendapatan SMRA sepanjang 2019 mengalami kenaikan 4,95% sebesar Rp 5,94 triliun. Sementara itu, laba tahun berjalan SMRA mengalami penurunan sebesar 11,24% dari Rp 690,62 miliar menjadi Rp 613,02 miliar.
Rekomendasi: Overweight Rp 1.600
Analis J.P Morgan Sekuritas Henry Wibowo
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News