kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Analis: Waspadai pembengkakkan beban LRT ADHI


Kamis, 23 Maret 2017 / 10:49 WIB
Analis: Waspadai pembengkakkan beban LRT ADHI


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA.Perusahaan properti dan infrastruktur, PT Adhi Karya (persero) Tbk membidik bisa mengantongi nilai kontrak tahun 2017 sebesar Rp 42 triliun. Angka itu, meningkat lebih dari dua kali lipat, dibandingkan dengan target nilai kontrak tahun lalu yang sebesar Rp 18 triliun.

Target itu akan dikejar dari proyek konvensional Rp 21 triliun dan light rail transit (LRT) Rp 21 triliun. Proyek konvensional terdiri dari proyek-proyek Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perhubungan, proyek gedung swasta, gedung permerintah BUMN, dan lainnya.

Sementara, nilai kontrak LRT yang mencapai Rp 23,39 triliun sudah termasuk dengan pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 10%. "Kalau net-nya Rp 21 triliun," ujar Haris Gunawan, Direktur PT Adhi Karya (persero) Tbk kepada KONTAN, Rabu (22/3).

Bima Setiaji, Analis NH Korindo Securities menilai, prospek ADHI cukup bagus. Hal itu lantaran dari nilai proyek LRT Jabodetabek mencapai 2 kali nilai kontrak tahunan ADHI. Kontrak tersebut mengamankan pendapatan ADHI sampai 2019.

"Proyek LRT ini pun memiliki marjin keuntungan yang tinggi sebesar 15%, dibanding proyek lain sebesar 10%," kata Bima Setiaji, Analis NH Korindo Securities kepada KONTAN, Rabu (22/3).

Selain itu, pemerintah mendukung proyek LRT sampai selesai. Yakni melalui PT KAI yang akan menjadi investor utama dengan berinvestasi Rp 9 triliun dari anggaran negara.

Meski ADHI harus berinvestasi juga di proyek LRT tersebut, namun menurutnya, hanya sebagai minority shareholder, yakni di bawah 30% kepemilikan. ADHI pun harus mencari pendanaan sebesar Rp 18 triliun dari pinjaman bank namun hal tersebut untuk menyelesaikan konstruksi.

Dia memperkirakan, ADHI bisa memperoleh kontrak baru senilai Rp 42,3 triliun, atau naik 120% year on year. Sehingga ada potensi kenaikan laba bersih sebesar 36% pada 2017.

Dia merekomendasikan buy saham ADHI dengan target harga di level Rp 3.030. "Meski demikian, harus dicermati dengan adanya asumsi peningkatan beban bunga dalam mendanani proyek LRT tersebut maka kinerja ADHI kedepan bisa terganggu," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×