Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam sebulan terakhir, indeks saham tambang catatkan koreksi hingga 6,59%. Angka tersebut jadi yang terburuk dibandingkan sektor saham lainnya di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Head of Research Astronacci International, Anthonius Edyson mengatakan, turunnya indeks sektor pertambangan akibat depresiasi nilai tukar rupiah yang kini mulai mereda terhadap dolar AS. Sehingga, dengan dolar AS yang melemah volume ekspor emiten tambang pun ikut terkoreksi secara volume.
Di sisi lain, tren harga minyak dunia juga masih terdepresiasi, sehingga membuat harga batubara dunia juga ikut mengalami penurunan. Adapun saham yang menekan indeks pertambangan, yakni saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), karena secara teknikal cenderung bearish.
"Saham pertambangan yang bagus hanya PT Bukit Asam Tbk (PTBA) saja, yang lain kurang bagus, lantaran secara teknikal masih bearish," kata Anthonius kepada Kontan, Senin (5/11).
Secara teknikal, untuk saham ITMG diperkirakan baru berpeluang untuk rebound pada pekan ketiga November 2018. Sedangkan untuk ADRO, potensi menguat masih harus menunggu kuartal I-2019. "Sedangkan PTBA ada peluang untuk terus menguat hingga akhir tahun, dengan target harga Rp 4.900 hingga Rp 5.000 per saham," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News