Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) menargetkan pertumbuhan penjualan 10%-20% di tahun 2018. Sementara sampai akhir semester I, perusahaan berhasil menoreh kenaikan penjualan 32,15%.
Meski kinerja emiten masih kinclong, lembaga pemeringkat Moody's memangkas prospek perusahaan bernama Spindo ini menjadi negatif dari sebelumnya stabil. Moody's melihat, kenaikan harga bijih besi yang menjadi 95% bahan baku perusahaan, akan menekan margin Spindo.
Analis Semesta Indovest Aditya Perdana Putra menggarisbawahi rasio utang terhadap ekuitas (DER) Spindo yang di level 1,33 kali, dengan artian utang lebih besar ketimbang modal.
Dia juga mengamati posisi kas Spindo yang tidak terlalu besar, serta posisi utang jangka pendek sekitar 0,94 kali terhadap ekuitas. Tentu saja dengan volatilitas harga bijih besi maka margin akan tertertekan.
"Jika kita kaitkan dengan posisi utang, maka risiko biaya bunga akan cenderung tinggi dan margin di bottom line juga akan tertekan", ungkapnya, Jumat (24/8).
Maka ia bilang ISSP harus ekstra keras untuk memenuhi target pendapatan. Karena jika melihat capaian di semester-I lalu, ada risiko target laba bersih di akhir tahun ini tidak akan lebih baik dibanding tahun 2017 yang lalu.
Kondisi arus kas operasional juga minus di kuartal-II yang lalu, jika kas operasional negatif artinya secara operasional perusahaan cukup kesulitan untuk membiayai aktivitas operasionalnya.
"Tentu akan aneh jika untuk operasional saja harus dibiayai oleh utang, maka dari itu perlu usaha ekstra oleh perseroan untuk memboost pendapatan di dua kuartal selanjutnya," lanjutnya.
Aditya juga menyebutkan di semester I 2018, laba bersih ISSP turun 48% secara year on year, margin yang rendah otomatis akan kurang menarik karena Return On Equity (ROE) juga akan ikut menurun.
"Imbasnya saham ISPP akan terlihat kurang menarik bagi investor untuk jangka panjang. ISSP bisa untuk trading dengan target harga di sekitar Rp 96 per saham di jangka pendek," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News