kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis Sebut Saham Bank Menengah Masih Tergolong Murah


Kamis, 07 Juli 2022 / 21:49 WIB
Analis Sebut Saham Bank Menengah Masih Tergolong Murah
ILUSTRASI. Karyawan melakukan aktivitas di Smart Table yang merupakan layanan digital milik Bank BTN, di Jakarta, Kamis (06/02). KONTAN/Fransiskus SImbolon


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah sentimen inflasi dan kenaikan suku bunga The Fed, masih ada saham bank menengah yang menarik untuk dikoleksi. Suria Darma Kepala Riset Samuel Sekuritas menyatakan beberapa bank menengah masih diperdagangkan secara murah. 

Lantaran masih diperjualbelikan masih di bawah harga bukunya atau price to book value (PBV)-nya. Ia mencontohkan saham Bank Tabungan Negara (BBTN), Bank OCBC NISP (NISP), dan Bank Mayapada (MAYA) termasuk masih murah. 

“Apalagi BBTN akan melakukan rights issue yang seharusnya dilakukan minimal di harga bukunya, menurut penilaian saya. Secara return on equity (ROE), BBTN lebih menarik dibandingkan NISP atau MAYA,” tutur Suria kepada KONTAN pada Kamis (7/7). 

Meski murah, Suria menyebut ROE NISP dan MAYA tergolong rendah. Ia memasang target saham BBTN di harga Rp 2.200. Adapun pada penutupan perdagangan Kamis (7/7), BBTN ditutup melemah 0,36% menjadi Rp 1.395. 

Baca Juga: Artha Sekuritas Rekomendasikan Hold MIKA dan UNVR, Speculative Buy Saham TOWR

Memang, BTN berencana melakukan penguatan modal dengan target himpunan dana segar hingga Rp 5 triliun untuk memacu bisnis KPR. Wakil Direktur BTN  Nixon LP Napitupulu menyatakan penguatan modal ini diharapkan di penghujung 2022. 

BTN pun termasuk salah satu BUMN yang mengantongi restu PMN tahun anggaran 2022 dengan nilai tambahan modal mencapai Rp 2,98 triliun. Haru menyatakan, restu serupa juga akan diperoleh dari Komisi XI RI dalam waktu dekat. 

“Kita memiliki kesempatan rights issue dari Komisi VI, untuk tahun ini. Bahasanya sampai dengan PMN sampai dengan 2,9 triliun , bisa di bawah itu. Maka sisanya,  porsi publik,” tutur Nixon di Jakarta pada Kamis (7/7).

Ia menyatakan dengan tambahan modal ini, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) BTN dalam 5 tahun mendatang bisa mencapai 18% hingga 19%. Dananya akan digunakan untuk mendukung penyaluran KPR. 

Baca Juga: Masih Fase Konsolidasi, Begini Rekomendasi Saham Bumi Resources (BUMI)

“Tujuannya, agar BTN memiliki kemampuan untuk ekspansi membiayai 300.000 rumah per tahun. Setelah kita hitung, untuk biayai 300.000 rumah termasuk konstruksi, maka dibutuhkan tambahan modal sebanyak Rp 5 triliun,” katanya. 

Ia menyatakan KPR BTN mampu tumbuh 7,68% yoy per Juni. Ini menjadi angka terbaik kredit BTN selama di pandemi. Ia optimis kinerja kredit masih bisa tumbuh 9% hingga 10% di sepanjang 2022. 

 




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×