Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) melunasi pinjaman sindikasi perbankan yang diterima anak usahanya, PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) sebesar US$ 603 juta.
Pinjaman itu berasal dari sindikasi bank yang difasilitasi oleh Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC). DOID juga melunasi pinjaman US$ 15 juta dengan PT CIMB Niaga Tbk.
Jumlah saldo kedua fasilitas pinjaman pada saat pelunasan itu mencapai US$ 454 juta yang dilunasi dengan menggunakan pembiayaan dari penerbitan senior notes BUMA senilai US$ 350 juta berjangka waktu lima tahun dan kupon 7,75%.
DOID juga melunasi utang dari kas internal dan fasilitas pinjaman The Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ Ltd sebesar US$ 100 juta dengan tingkat bunga LIBOR+3%. Errinto Pardede, Direktur dan Sekretaris Perusahaan DOID mengatakan, refinancing utang ini membuat BUMA bisa memperpanjang profil jatuh tempo utangnya dan memperbaiki arus kas.
"Selain itu, kami menjadi punya fleksibilitas yang lebih baik dibandingkan sebelumnya. Dengan pendanaan baru ini, kalau kami mau ekspansi atau diversifikasi, jadi lebih leluasa," ujarnya, Kamis (16/2).
Prospek DOID pun dinilai bakal lebih baik pada tahun ini, apalagi, DOID sudah mengamankan kontrak jangka panjang dari perusahaan besar.
Sandro Sirait, Analis Trimegah Securities mengatakan, dengan kontrak jasa pertambangan yang diperoleh, seperti perpanjangan kontrak dari PT Adaro Energy dan Angsana Jaya Energy, DOID bisa memperoleh peningkatan volume overburden yang mengerek pendapatan dan laba bersih.
Pendapatan DOID tahun 2017 ini diprediksi niak hingga 25,9% year on year menjadi US$ 712 juta dengan laba bersih sebesar US$ 73 juta, naik dua kali lipat dari tahun 2016 lalu.
Karena itulah, ia merekomendasikan buy dan meningkatkan target harga saham DOID dari sebelumnya Rp 800 per saham menjadi Rp 850 per saham. Saham DOID turun 1,65% ke level Rp 595 per saham pada perdagangan Kamis (16/2).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News