kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

DOID mengantongi kontrak Rp 6,5 triliun


Rabu, 28 Desember 2016 / 08:09 WIB
DOID mengantongi kontrak Rp 6,5 triliun


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) terus menggenjot kontrak baru bisnis jasa pertambangan. Melalui anak usahanya PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), DOID menandatangani dua kontrak, yakni dengan PT Adaro Indonesia dan PT Angsana Jaya Energy.

Total kedua kontrak jasa pertambangan ini mencapai Rp 6,5 triliun atau setara dengan US$ 493 juta. Kontrak dari Adaro merupakan amandemen kontrak yang sudah ada sebelumnya, untuk Paringin Pit di Tanjung Tabalong, Kalimantan Selatan.

Nilai kontrak dari Adaro ini mencapai Rp 5,7 triliun. Kontrak dengan ADRO memiliki target produksi 223 juta bank cubic meters (bcm) untuk pengupasan lapisan tanah (overburden removal) dan 31,8 juta ton batubara.

Kontrak berlaku hingga 2022. Sedangkan Angsana Jaya adalah klien baru DOID yang beroperasi di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Nilai kontrak dengan Angsana mencapai Rp 862 miliar.

Kontrak dengan Angsana Jaya meliputi target pengupasan lapisan tanah 19 juta bcm dan 6,3 juta ton produksi batubara. Kontrak ini berlangsung hingga tahun 2018.

Errinto Pardede, Direktur dan Sekretaris Perusahaan DOID, bilang, DOID masih membidik beberapa klien baru untuk kontrak tambahan tahun depan.

"Tren industri masih bagus dan kemungkinan akan meningkat, sehingga, kami mengincar klien baru," kata Errindo kepada KONTAN, Selasa (27/12).

Dia menambahkan, total kontrak yang sudah ditandatangani tahun ini Rp 49,3 triliun atau setara dengan US$ 3,8 miliar. Belum lama ini, DOID menandatangani dua kontrak perubahan dengan PT Berau Coal Tbk (BRAU).

Kontrak ini terkait dengan pekerjaan jasa pertambangan untuk proyek Lati dan Binungan, dengan nilai kontrak Rp 39 triliun atau sekitar US$ 3 miliar. Errinto memperkirakan kinerja overburden removal bisa mencapai 285 juta–290 juta bcm tahun ini, naik tipis dari tahun lalu 272,3 juta bcm. Produksi batubara ditargetkan 33 juta–35 juta ton.

Sharlita Malik, Analis Samuel Sekuritas, mengatakan, dengan kontrak baru, jumlah overburden DOID bisa meningkat. Apalagi, ada pengurangan diskon tarif dan efisiensi biaya yang akan bertahan selama harga batubara di atas US$ 60 per ton.

"Margin EBITDA DOID bisa mencapai 35% tahun depan, naik dari tahun ini sebesar 34%," ungkap Sharlita melalui risetnya.

Dia memperkirakan pendapatan DOID mencapai US$ 711 juta tahun depan, naik dari estimasi tahun ini US$ 569 juta. Laba bersih diperkirakan naik dari US$ 34 juta tahun ini jadi US$ 67 juta tahun depan. Sharlita merekomendasikan buy saham DOID dengan target Rp 850.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×