Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten properti di indeks Kompas100 terpantau mencatatkan pertumbuhan yang negatif. Meski begitu, sejumlah analis yakin saham properti masih layak koleksi.
Kepala Riset Narada Asset Management Kiswoyo Adi Joe mencermati sektor properti yang tahun depan sudah mulai terasa gaung uptrend-nya. “Gaung bisnis properti baru akan terasa nanti di 2021, puncaknya di 2023 dan tidak menutup kemungkinan potensi kenaikannya bisa 100%,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (9/4).
Kiswoyo menjelaskan lebih lanjut, cara mencermati sektor properti, investor harus melihat seberapa luas lahan kosongnya (land bank).
Misalnya saja BSDE memiliki 2000 hektar (ha) di lahan premium dan maju sebagai kota mandiri yang sukses sehingga keberadaan lahan kosong itu menjadi sangat mahal dan potensial. Menurutnya BSDE punya potensi besar apalagi saat gelombang harga properti mulai memuncak.
Senada dengan Analis Panin Sekuritas William Hartanto yang menjelaskan valuasi harga saham properti akan membaik. “Harga menurun dengan kinerja yang masih bagus membuat valuasi beberapa emiten seperti BSDE, APLN, dan TOPS menjadi murah,” jelas dia.
Menurutnya harga menjadi rendah jika menilai dari Price Earning Ratio (PER)-nya. Selai itu juga ketika dibandingkan dengan saham-saham lain yang sudah naik tinggi. Ia meyakinkan saham properti yang memiliki valuasi murah ini akan dilirik oleh pelaku pasar.
William menekankan perbaikan harga ini menunggu institusi melakukan rebalancing atau saat BI rate dipangkas. “Jika benar BI rate dipangkas maka kenaikan saham properti akan lebih cepat lagi,” tukasnya.
Kiswoyo rekomendasikan saham properti dikoleksi jangka panjang, menunggu siklus properti kembali naik. Sedangkan William menyarankan saham properti dapat dikoleksi jangka pendek dan jangka menengah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News