Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Penguatan signifikan terjadi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir pekan minggu lalu, tergiring eforia atas digelontorkannya dana stimulus Quantitative Easing (QE3) oleh The Federal Reserve (The Fed).
Analis Reliance Securities Christine Natasya menilai, kenaikan yang signifikan pekan kemarin, akan memberikan ruang yang kuat bagi IHSG untuk koreksi. Adapun jika naik, akan terbatas. "Kemungkinan profit taking karena indikator stochastic yang sudah overbought dan dead cross memberi ruang penurunan yang cukup besar," kata Christine.
Demikian juga dengan Analis Astronacci International Gema Goeyardi yang telah melihat potensi hilangnya momentum penguatan IHSG saat ini pada area jenuh beli. Kata Gema, penguatan harga yang tengah terjadi saat ini merupakan bagian dari wave ke-5 yang akan segera menunjukan formasi swing high dalam minggu ini. "IHSG akan membentuk formasi peaknya disekitar area harmonic resistance pada rentang harga 4.300-4.320," jelas Gema, Senin (17/9).
Sementara Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo meyakini, sentimen positif dari regional diperkirakan masih akan membuat dana asing masuk ke bursa. Dia menilai, IHSG diperkirakan akan bergerak naik dengan kisaran 4.235-4.325. "Saham-saham berbasis komoditas diperkirakan masih akan menjadi motor pergerakan IHSG," kata Satrio, Senin (17/9).
Satrio menyarankan, profit taking atas posisi jangka pendek hendaknya hanya dilakukan ketika IHSG sudah mencapai kisaran resisten 4.300-4.350, atau ketika harga saham sudah menembus support pertamanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News