Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Rupiah sudah mencatat kenaikan selama tujuh hari berturut - turut. Selanjutnya, mata uang rupiah diprediksi masih punya tenaga untuk mencatat kenaikan di hari kedelapan.
Di pasar spot, Senin (7/3) nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menguat 0,36% ke level Rp 13.085 dibanding sehari sebelumnya. Rupiah terus menguat sejak 26 Februari lalu.
Ekonom Bank Permata, Josua Pardede mengatakan, data ekonomi Amerika Serikat (AS) pekan lalu cukup beragam. Data tenaga kerja mengalami kenaikan, namun tingkat pertumbuhan gaji menurun. Hal tersebut memberi tekanan pada pergerakan dollar AS sehingga mengangkat rupiah.
Sementara dari dalam negeri, BI merilis data cadangan devisa bulan Februari yang naik US$ 2,4 menjadi US$ 104,5 miliar sehingga positif untuk rupiah.
Kenaikan cadangan devisa sejalan dengan banyaknya arus modal asing yang masuk ke dalam negeri. "Kenaikan harga minyak hingga mencapai US$ 36 per barel juga mendukung rupiah," papar Josua.
Josua menduga rupiah masih berpeluang melanjutkan penguatan di hari kedelapan. Pekan ini Bank Sentral Eropa (ECB) akan menyelenggarakan pertemuan.
Analis memprediksi ECB akan kembali melonggarkan kebijakan dengan memangkas suku bunga ke level negatif. Ini menjadi keuntungan bagi aset yang menawarkan yield lebih besar, salah satunya Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News