kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis: Rupiah berpotensi terus melemah ke level Rp 17.000 per dolar AS


Jumat, 20 Maret 2020 / 12:22 WIB
Analis: Rupiah berpotensi terus melemah ke level Rp 17.000 per dolar AS
ILUSTRASI. Ilustrasi rupiah melemah


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah yang sudah bergerak ke atas Rp 16.000 per dolar Amerika Serikat (AS) dinilai wajar karena saat ini pasar keuangan juga sedang terguncang oleh ketidakpastian global akibat dampak dari pandemi virus corona.

Mengutip Bloomberg, Jumat (20/3) pukul 12.00 WIB, rupiah di pasar spot masih melemah 0,78% ke Rp 16.038 per dolar AS. Ini merupakan rekor terburuk rupiah sejak pertengahan Juni 1998.

Analis Central Kapital Futures Wahyu Tri Laksono mengatakan, untuk saat ini masih wajar jika rupiah melemah ke atas Rp 16.000 per dolar AS. Mengingat, pasar keuangan global juga sedang tertekan. 

"Ya mau gimana lagi jangankan rupiah, major currency, komoditas, bahkan emas juga melemah, pasar sedang memburu likuiditas, semua global memang sedang stres," kata dia, Jumat (20/3). 

Baca Juga: Waduh, rupiah spot dan kurs tengah BI tembus ke atas Rp 16.000

Jika kini rupiah sudah tembus Rp 16.000 per dollar AS, Wahyu memproyeksikan mata uang Garuda bisa terus melemah dan bukan tidak mungkin menyentuh level di kisaran Rp 17.000 hingga Rp 18.000 per dolar AS. 

"Saat market sedang stres, mereka butuh dolar AS, semua akan dilepas apalagi rupiah yang karakternya memang sudah lebih lemah dari dolar AS, itu wajar," tambah Wahyu. 

Namun, rupiah masih memiliki potensi untuk menguat karena AS pun akan mencari balancing saat krisis likuiditas mereda dan isu beralih pada resesi serta respon moneter dari The Federal Reserve. 

"Untuk AS meredam trade deficit, dolar AS yang melemah adalah salah satu solusi, itu kenapa Donald Trump ngotot mendikte The Fed soal lemahkan mata uang dan menurunkan suku bunga acuannya," pungkas Wahyu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×