Reporter: Rezha Hadyan | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aksi beli bersih atau net buy investor asing di pasar domestik ternyata tidak bertahan lama. Setelah mencatatkan net buy sebesar Rp 686,44 miliar pada Kamis (13/12), keesokan harinya atau Jumat (14/12) investor asing malah mencatatkan aksi jual bersih atau net sell sebesar Rp 84,48 miliar. Hal tersebut berhasil membuat akumulasi angka net sell pada pekan lalu menjadi Rp 2,31 triliun.
Menurut Analis Panin Sekuritas William Hartanto aksi net buy maupun net sell yang berubah sedemikian cepat merupakan hal yang wajar. Saat ini untuk pasar domestik keduanya masih berjalan bergantian atau tidak ada kecenderungan ke salah satunya.
“Jadi saat ini masih belum bisa dikatakan ada perubahan tren,” kata dia ketika dihubungi oleh Kontan.co.id pada Minggu (16/12).
Namun, walaupun begitu William menilai kondisi pasar domestik masih aman. Pasalnya investor asing melihat investasi di pasar negara berkembang atau emerging market seperti Indonesia jauh lebih aman.
Adanya peristiwa teror yang terjadi di Prancis juga memicu kekhawatiran di pasar Eropa sehingga investor mencari pasar lain yang aman, yaitu emerging market seperti Indonesia.
Selain itu meredanya tensi perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China setelah Kepolisian Kanada melepaskan CEO Huawei Meng Wanzhou dan kemajuan positif perundingan Brexit ikut membuat pasar emerging market semakin menarik.
Mengenai rekomendasi saham yang bisa dikoleksi oleh investor domestik, menurut William saham yang kemarin sempat diakumulasi oleh investor asing bisa jadi acuan. Karena investor asing biasanya punya pertimbangan tertentu sebelum mengoleksi saham -saham yang ada di pasar domestik.
“Pertama mereka lihat fundamentalnya apakah tetap kokoh dan kinerja tetapp bertumbuh pada saat rupiah mengalami tekanan kemarin, jika terbukti kuat dan kokoh itu yang menjadi pilihan mereka,” kata dia.
William mengatakan pergerakan harga saham di pasar domestik cenderung volatile atau fluktuatif dalam jangka pendek. Oleh karena itu, secara teknikal ia hanya merekomendasikan dua saham yang layak dikoleksi oleh investor pada awal pekan ini.
Kedua saham tersebut antara lain, PT Jasa Marga Tbk (JSMR) dengan target harga di angka Rp 4.800-5.000 per saham dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan target harga sebesar Rp 4000. Kedua emiten ini adalah emiten plat merah atau BUMN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News