kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Analis rekomendasikan buy saham Summarecon Agung (SMRA)


Minggu, 18 November 2018 / 17:31 WIB
Analis rekomendasikan buy saham Summarecon Agung (SMRA)
ILUSTRASI. Pameran properti Summarecon Agung


Reporter: Auriga Agustina | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan suku bunga acuan BI-7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR) 25 basis poin menjadi 6%, Kamis (15/11).

Langkah BI menaikkan suku bunga membuat sektor emiten properti, disebut-sebut akan terkena dampak kebijakan tersebut. Wajar saja, ketika BI menaikkan bunga acuannya maka akan berimbas pada bunga kredit di perbankan.

Sekretaris Perusahaan PT Summerecon Agung Tbk (SMRA) Jimmy Kusnadi masih yakin pasar masih terbuka meski nantinya bakal ada penyesuaian bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

Perusahaan saat ini cukup banyak meluncurkan produk-produk dengan harga yang terjangkau bagi konsumen segmen menengah dan kebanyakan adalah end user, harga tersebut berada di bawah Rp 1,5 miliar.

"Sehingga walaupun terjadi kenaikan atau penyesuaian bunga KPR, masyarakat tetap akan membeli produk tersebut, karena kebutuhan," ungkap Jemmy.

Lebih lanjut Jemmy menjelaskan, per Oktober SMRA berhasil membukukan marketing sales Rp 2,4 triliun. Di tengah kenaikkan suku bunga pihaknya berharap target marketing sales SMRA Rp 4 triliun tetap dapat terealisasi.

Analis Phintacro Sekuritas Valdy Kurniawan memprediksi, kenaikan suku Bunga BI tidak akan memicu aksi sell off saham-saham properti, lantaran dari sisi kebutuhan rumah atau backlog masih sangat besar.

"Per 2015 masih 7,6 juta dan diperkirakan menjadi 5,4 juta di tahun 2019," ujarnya.

Valdy merekomendasikan buy SMRA sebab secara sudah mengindikasikan reversal, dengan target harga Rp 680 - 720 dalam jangka pendek.

Sementara itu Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan kenaikan suku bunga memang akan berdampak pada sektor properti, akan tetapi dampaknya justru akan lebih positif.

"BI menaikkan suku bunga untuk selamatkan rupiah di saat The Fed tidak agresif menaikkan suku bunga duluan, maka dengan menguatnya rupiah sektor properti tentu jadi menarik, terutama yang memiliki utang dollar tinggi," kata William.

William juga menjagokan saham SMRA dengan pertimbangan minat pasar SMRA tinggi, terlihat dari meningginya volume dan frequency perdagangan. Buy SMRA dengan target harga Rp 800 hingga akhir tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×