Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi
Di sisi lain, MAPI melanjutkan kembali diversifikasi portofolionya dengan menambah brand dan produk baru. Menurut Silva, ini menjadi kunci penting bagi MAPI untuk sustainabilitas perusahaan ke depan. Pasalnya, diversifikasi pada akhirnya membuat MAPI tidak bergantung pada beberapa produk atau brand tertentu yang memiliki pengaruh terhadap pendapatan.
MAPI adalah salah satu emiten ritel dengan jumlah gerai yang paling besar dan portofolio yang beragam. Pada akhir 2019, MAPI tercatat memiliki 2.615 gerai dengan pertumbuhan tahunan sekitar 6% (CAGR 2015-2019). MAPI membagi beberapa lini bisnisnya, mulai dari department store, fast fashion, F&B, dan lainnya, dengan lebih dari 150 brand.
Dengan kinerja yang menurun, MAPI harus terpaksa melakukan pengurangan karyawan maupun memangkas gaji karyawan. Silvia memperkirakan, jumlah karyawan MAPI akan berkurang 11% secara yoy dan biaya gaji juga turun 19% secara yoy pada tahun lalu.
Baca Juga: IHSG berpeluang lanjutkan penguatan pada perdagangan Kamis (4/2)
MAPI juga menilai kembali mana saja gerai yang dinilai kurang efisien dan menutupnya untuk mengurangi biaya sewanya. Silvia memproyeksikan, jumlah gerai offline akan turun 7% secara yoy pada tahun lalu.
“Kendati demikian, kami optimistis pada tahun ini MAPI bisa kembali meningkatkan jumlah karyawannya sebanyak 10% seiring dengan langkah ekspansi. Sementara biaya gaji karyawan juga akan naik 18%. Adapun, untuk gerai offline untuk tahun ini akan naik 4%,” tambah Silvia.
Silvia pun merekomendasikan untuk beli saham MAPI dengan target harga Rp 1.130 per saham yang merefleksikan P/E 2021F 27,6x. Sementara Vanessa juga merekomendasikan untuk beli saham MAPI dengan target harga Rp 1.000 per saham.
Selanjutnya: Mengekor bursa global, IHSG hari ini menguat 0,56%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News