kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis Rekomendasikan Beli Saham ADRO, Ini Alasannya


Jumat, 01 April 2022 / 07:15 WIB
Analis Rekomendasikan Beli Saham ADRO, Ini Alasannya


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bara panas dari batubara rupanya masih tetap menyala sejauh ini. Walaupun sudah tidak lagi berada di rentang US$ 300 - US$ 400 dolar per ton, si batu hitam ini masih bertengger di kisaran US$ 250 per ton.

Hari ini, harga batubara di ICE Newcastle terpantau berada di US$ 252,02 per ton. Jika dihitung dari posisi akhir tahun lalu, level tersebut masih menguat 95,29% secara ytd. Tingginya harga batubara ini diyakini masih akan menjadi katalis positif untuk kinerja emiten produsen batubara seperti PT Adaro Energy Tbk (ADRO).

Analis Panin Sekuritas Felix Darmawan menjelaskan, seiring dengan masih berlakunya sanksi perdagangan dari beberapa negara Eropa dan Amerika Serikat terhadap Rusia, maka suplai batubara global pun berkurang signifikan. Ia menilai, produksi batubara global dalam jangka pendek belum mampu mensubstitusi persediaan dari Rusia.

“Kami memperkirakan harga batubara tetap bertahan di level US$ 170 per ton sepanjang tahun ini yang bertranslasi pada kelanjutan peningkatan Average Selling Price (ASP). Dus, laba ADRO pada tahun ini akan kembali terangkat,” kata Felix ketika dihubungi Kontan.co.id, Kamis (31/3).

Baca Juga: Laba Gudang Garam (GGRM) Tergerus 26,7%, Begini Rekomendasi Analis

Felix juga melihat manajemen ADRO bersikap oportunis memanfaatkan kenaikan harga batubara pada tahun ini dengan menaikkan target produksinya. Pada tahun 2022, ADRO memasang target produksi di kisaran 58 juta hingga 60 juta ton, lebih tinggi dari realisasi 2021 yang sebesar 52,7 juta ton.

Menurutnya, tambang AMI dan Balangan akan menjadi tumpuan dalam peningkatan produksi di tahun ini seiring masih mempunyai ruang untuk ekspansi. Ia bilang, tambang AMI yang memproduksi batubara kelas premium, berpotensi mencetak penjualan yang lebih tinggi.

Hal ini tidak terlepas dari negara destinasi ekspor seperti China dan Jepang sudah memasuki zona ekspansif pada PMI setelah adanya pemulihan ekonomi. 

Selain itu, progres pembangunan PLTU Bhimasena Power Indonesia yang berukuran 2x1.000 MW sudah mencapai 97% dan diekspektasikan beroperasi pada tahun ini. Ia bilang, PLTU tersebut membutuhkan pasokan hingga 7 juta ton batubara di mana 5 juta ton berasal dari suplai ADRO.

Baca Juga: Masih Diselimuti Tantangan, Begini Rekomendasi Saham Adhi Karya (ADHI)

“ADRO juga telah menganggarkan anggaran modal belanja sekitar US$ 300 juta - 450 juta yang mayoritas akan digunakan untuk pembelian alat berat, dengan tujuan meningkatkan kapasitas produksi dan perluasan pelabuhan di AMI,” imbuhnya.

Secara jangka panjang, ia juga melihat ADRO punya prospek yang positif seiring dengan rencana ekspansi yang sudah disiapkan. Teranyar ADRO juga telah membangun smelter aluminium di Kawasan Industri Hijau Indonesia, Kalimantan Utara.

 




TERBARU

[X]
×