Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi
"Kalau ekonomi bertumbuh sesuai harapan, mestinya kinerja BBCA juga akan membaik," kata Andre.
Sektor yang bisa menyokong pertumbuhan kredit di tahun ini menurut Andre datang dari sektor commercial dan konsumer seperti mortgage dan otomotif.
Senada, Rahmi Marina Analis Maybank Kim Eng Sekuritas dalam risetnya, memproyeksikan pertumbuhan kredit BBCA di 2021 naik 100 basis poin menjadi 4,0%. Pinjaman dari segmen korporasi diharapkan menjadi pendorong utama.
Baca Juga: Bank Central Asia (BBCA) menebar dividen tunai, ini jadwalnya
Di sepanjang tahun lalu, segmen korporasi masih berhasil tumbuh 7% yoy meskipun pandemi menyerang. Segmen tersebut menyumbang 43,3% dari total pinjaman.
Rahmi juga memproyeksikan kualitas pinjaman di BBCA akan membaik di tahun ini. Rahmi melihat ruang non performing loan berpotensi turun lebih jauh menjadi 1,7% dari perkiraan awalnya yang sebesar 1,9%. "Ekspansi kredit akan BBCA lakukan secara selektif," kata Rahmi dalam riset.
Perkiraan di atas membuat Rahmi memproyeksikan laba bersih BBCA di tahun ini berpotensi naik 19,3% menjadi Rp 32,4 triliun.
Namun, Rahmi merekomendasikan jual BBCA karena diperdagangkan pada 4,1 kali P/BV atau 20% di atas estimasi nilai wajar dari Maybank Kim Eng Sekuritas.
Rabu (31/3) harga saham BBCA merosot 2,81% ke Rp 31.075 per saham. Dengan penurunan harga BBCA tersebut, Andre mengubah rekomendasinya dari netral ke beli dengan target harga di Rp 38.000 per saham.
Selanjutnya: Bank Perkuat Digital Banking, Transaksinya Sentuh Rp 32.206 triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News