kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   -3,00   -0,02%
  • IDX 7.480   -25,75   -0,34%
  • KOMPAS100 1.154   -2,95   -0,26%
  • LQ45 913   0,81   0,09%
  • ISSI 227   -1,59   -0,70%
  • IDX30 471   1,26   0,27%
  • IDXHIDIV20 567   3,73   0,66%
  • IDX80 132   -0,15   -0,11%
  • IDXV30 139   -0,18   -0,13%
  • IDXQ30 157   0,79   0,50%

Analis: Prospek industri e-commerce melantai di bursa sangat potensial


Senin, 01 Oktober 2018 / 06:27 WIB
Analis: Prospek industri e-commerce melantai di bursa sangat potensial
ILUSTRASI. Bukalapak


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peluang industri e-commerce untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) semakin besar. Pasalnya, marketplace semakin berkembang pesat di Tanah Air. Bahkan, Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengatakan bahwa sektor tersebut memiliki prospek yang cukup potensial ke depan.

Itu bisa tercermin dari kinerja beberapa perusahaan e-commerce yang sudah melakukan IPO terlebih dahulu, seperti PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) dan PT Mitra Komunikasi Nusantara Tbk (MKNT) yang kinerja sahamnya sudah meningkat signifikan sejak awal melantai di bursa.

"Kalau ini (marketplace) berkembang, mereka tentunya butuh dana yang besar untuk upgrade sistem informasi dan teknologinya, termasuk software maupun hardware," jelas Nafan kepada Kontan, Jumat (28/9).

Menurutnya, selama tujuan perusahaan e-commerce melantai di bursa untuk ekspansi bisnis, seharusnya itu bisa memberikan sentimen positif bagi pelaku pasar. Apalagi, jika itu dikombinasikan dengan valuasi yang murah, maka bisa diyakini akan mendatangkan animo di pasar.

"Jauh lebih menarik kalau valuasinya murah, saat valuasinya mahal mungkin investor belum tentu melirik," ujarnya.

Selain valuasi yang murah, investor juga perlu mencermati kondisi fundamental calon emiten e-commerce yang bakal melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) di BEI tersebut.

Menurut Nafan, yang harus diperhatikan perusahaan sebelum melantai di bursa adalah menetapkan harga valuasi yang tepat. "Kalau itu dianggap lebih murah dan meningkatkan animo, maka harga sahamnya bisa menguat signifikan seperti yang dialami MCAS," jelas Nafan kepada Kontan, Jumat (28/9).

Secara umum, Nafan menilai perusahaan marketplace seperti Bukalapak cukup prospektif untuk dilirik investor jika berniat menawarkan saham perdana. Apalagi, sebelum menggelar IPO pun, fundamental perusahaan e-commerce itu sudah cukup bagus.

"Saat mereka IPO, itu bisa semakin meningkatkan minat pelaku pasar untuk transansaksi belanja atau membeli saham Bukalapak tersebut," ungkapnya.

Ditambah lagi, Bukalapak tidak hanya menawarkan penjualan dalam bentuk barang saja, tetapi juga produk produk lain yang belum tentu ada di marketplace lainnya, seperti penjualan pulsa, reksadana, emas dan lainnya. "Itu semua, menurut saya menjadi poin positif. Bukalapak juga punya teknologi faster chat lebih dulu dibandingkan marketplace lainnya," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×