Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Dalam rangka menambah pendapatan, pemerintah berencana mengenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 10% terhadap tarif tol. Peraturan ini rencananya berlaku mulai April 2015. Namun, aturan tersebut dinilai tak akan berdampak pada kinerja PT Jasa Marga Tbk (JSMR).
Betrand Raynaldi, analis KDB Daewoo Securities dalam riset tanggal 27 Februari 2015 menyebutkan, jika pemerintah melaksanakan peraturan tersebut, maka kenaikan tarif tol akan semakin besar untuk 19 ruas tol karena ditambah dengan penyesuaian yang berlaku dua tahun sekali. Meski demikian, kenaikan tersebut masih bisa ditoleransi dibandingkan pengemudi harus melalui jalur alternatif. .
Pengemudi mempunyai pilihan melewati jalan arteri bila tidak ingin melalui jalan tol. Permasalahnya adalah dari sisi waktu yang lebih lama lantaran adanya kemacetan yang biasanya lebih parah dibanding jalan tol.
Berdasarkan data historis dari tahun 1997 - 2013, volume lalu lintas melalui tol JSMR hanya pernah turun 2 kali, yakni 6,6% pada tahun 1998 dan 2,3% pada tahun 2006. Pada tahun 1998 Indonesia mengalami multikrisis, sedangkan tahun 2006 ada dampak kenaikan bahan bakar minyak (BBM) signifikan yang mulai berlaku Oktober 2005. "Dari hal tersebut disimpulkan yang mempengaruhi volume lalulintas lebih kepada kondisi makro," ungkap Beytrand.
JSMR merupakan operator jalan tol terbesar di Indonesia, yang mengoperasikan 74% dari total jalan tol di Indonesia. Jalan tol JSMR dilalui oleh 3,2 miliar kendaraan pada tahun 2013 atau setara dengan 81% total kendaraan yang melalui tol. Selama 16 tahun terakhir, pertumbuhan majemuk volume lalulintas perseroan pertahun sebesar 6%. Pada tahun 2014 perseroan telah menyelesaikan tujuh ruas tol baru dengan panjang 35,6 km. Pada tahun 2015, perseroan menargetkan untuk menyelesaikan 5 ruas tol dengan panjang total 48,2 km.
Tahun 2014, JSMR mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 10,7% menjadi Rp 9 triliun. Hal ini dikarenakan adanya penurunan pendapatan dari jasa konstruksi. Bila jasa konstruksi dihilangkan maka pendapatan perseroan meningkat 14,6%. Selanjutnya, laba operasional dan laba tahun berjalan meningkat masing-masing sebesar 34,7% dan 30,8%.
Lebih lanjut, Betrand memaparkan, pada penutupan kemarin, harga saham JSMR diperdagangkan pada PE 27,4x dengan ROE 16,2%. "Berdasarkan analisa teknikal, trend saat ini sideway dengan support 6.850 dan resistance 7.225, trading diantara angka tersebut," rekomendasinya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News