Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Yudho Winarto
Alhasil, laba INKP hingga September 2019 merosot 53,87% dari US$ 516,17 juta di Q3-2018 menjadi US$ 238,05 juta per Q3-2019.
Kendati demikian, Valdy menilai per 30 September 2019 current ratio INKP masih berada di level 2,13 kali, yang artinya saham emiten masih relatif likuid.
"Dengan realisasi buyback tersebut, Current Ratio INKP diperkirakan meningkat menjadi 2,33 kali, artinya dari sisi likuiditas semakin baik," jelas Valdy kepada Kontan.co.id, Senin (2/12).
Baca Juga: Indeks Sektor Industri Dasar dan Kimia Melesat, Ini Pilihan Saham yang Menarik Dibeli
Selain itu, dengan mempertimbangkan tren penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI), Valdy menilai kebijakan buyback juga berpotensi memberikan dampak positif bagi laba bersih perusahaan ke depan. Ini karena, ada potensi penghematan dari sisi interest atau coupon yang harus dibayarkan.
Di samping itu, tren harga komoditas pulp and paper memiliki kecenderungan untuk rebound sejak kuartal III-2019. Dengan begitu, harapannya harga saham INKP juga turut berpotensi mengalami kenaikan. Apalagi, secara teknikal pergerakan harga INKP terindikasi mengalami technical rebound.
Untuk itu, Valdy masih merekomendasikan maintain buy di level Rp 7.200 hingga Rp 7.600, untuk selanjutnya menuju target harga hingga Rp 8.500 per saham. Mengutip RTI, pada perdagangan Senin (2/12) saham INKP berhasil ditutup menguat 7,72% ke level Rp 7.325 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News