Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Tekanan terus menekan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Bahkan sampai penutupan perdagangan saham kemarin (4/6), IHSG memiliki kinerja terburuk di antara bursa regional lainnya.
Managing Research Indosurya Aset Management, Reza Priyambada menuturkan, secara teknikal IHSG hampir membentuk black marubozu dengan posisi candle kembali melewati lower bollinger bands. Reza mencermati tekanan jual yang terjadi memperlihatkan kekecewaan sekaligus kepanikan yang ada di pasar. Menurutnya, kondisi ini membuat IHSG kembali kepada periode November 2011.
"Indikator MACD juga masih bergerak turun dengan histogram negatif yang memanjang, sementara RSI, William's %R, dan Stochastic masih berada bawah area oversold," urai Reza, Selasa (5/6). Namun, Reza mengharapkan kemunduran IHSG ini dapat mengurangi tekanan jual yang ada sehingga tidak membuat IHSG kembali anjlok.
Pada perdagangan Selasa (5/6), Reza memperkirakan IHSG akan berada pada kisaran 3.612-3.635 sebagai posisi support dan 3.682-3.745 untuk resistance. "Adapun saham-saham yang bisa dicermati antara lain LSIP, BWPT, JPFA, ASII, GGRM, KLBF, UNVR, SSIA, dan JSMR dengan mempertimbangkan posisi secara teknikal yang berada di bawah oversold dan masih adanya nett buy asing di saham-saham tersebut," jelasnya.
Sementara Analis Panin Sekuritas, Purwoko Sartono mengamati, net sell asing dan pelemahan rupiah masih berpotensi mengoreksi kinerja IHSG. Hanya saja, Purwoko memprediksi penurunan indeks hari ini akan lebih terbatas dan tidak sedalam penurunan kemarin.
Selain isu masalah Uni Eropa, sepertinya investor juga sedang mencermati dampak dari pembatasan uang muka dan otomotif yang rencananya akan direalisasikan Bank Indonesia (BI) di bulan Juni ini. "Saya perkirakan IHSG akan bergerak di range 3.550-3.710," imbuh Purwoko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News