Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama pandemi di 2020, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) berhasil capai target pra-penjualan. Analis optimistis kinerja CTRA di tahun ini akan semakin membaik didukung berbagai insentif pajak properti.
Berdasarkan laporan keuangan sepanjang tahun lalu, CTRA berhasil catatkan laba besar Rp 1,32 triliun atau naik 14,05% dibanding tahun 2019. Sementara pendapatan tumbuh 6,07% secara tahunan menjadi Rp 8,07 triliun. CTRA juga berhasil merealisasikan pra penjualan sebesar Rp 5 triliun di sepanjang tahun lalu.
Analis Sucor Sekuritas, Joey Faustian menilai kinerja CTRA di tahun lalu cukup baik karena berhasil mencapai target penjualan yang sebelumnya direvisi dari Rp 6,7 triliun menjadi 4,5 triliun. Perolehan pra penjualan di tahun lalu melebihi target karena didukung fokus perusahaan untuk menjual rumah dengan harga di bawah Rp 2 miliar.
Baca Juga: Ciputra Development (CTRA) kantongi pendapatan Rp 8,07 triliun pada tahun lalu
"Harga rumah jadi terjangkau dan CTRA berhasil menarik pembeli dengan memilih lokasi properti yang strategis dengan fasilitas sosial seperti KRL maupun halte bus," kata Joey, Kamis (15/4).
Lebih lanjut Joey mencatat 78% pra penjualan berasal dari penjualan inventory, sementara produk baru berkontribusi sebesar 22%. Artinya, CTRA lihat dalam menjual produk yang sudah jadi atawa hampir jadi.
Senada, Christopher Andre Benas Analis RHB Sekuritas juga cukup puas melihat kinerja CTRA di sepanjang tahun lalu. Bahkan hingga kuartal I-2021 Andre menilai kinerja pra penjualan CTRA berada di atas ekspektasinya.
Joey juga mencatat di kuartal I-2021 CTRA berhasil torehkan pra penjualan sebesar Rp 1,9 triliun. Kinerja ini didukung dari peluncuran 4 produk baru dan penjualan inventory. Dengan kinerja apik tersebut, Joey optimistis target pra penjualan yang CTRA tetapkan di tahun ini, yaitu sebesar Rp 5,87 triliun akan tercapai.
Bahkan, Joey memproyeksikan CTRA mampu catatkan pra penjualan melebihi target tersebut. Katalis positif yang mendukung sektor properti memang kuat di tahun ini. Sejak Maret, pemerintah dan Bank Indonesia (BI) memberikan insentif berupa uang muka (down payment) 0% dan pengurangan pajak pertambahan nilai (PPN) 100% untuk rumah tapak atau susun siap pakai dengan harga jual paling tinggi di Rp 2 miliar atau 50% untuk unit dengan harga di atas Rp 2 miliar hingga Rp 5 miliar.
"Insentif pajak yang berdampak signifikan untuk pra penjualan Ciputra," kata Joey. Lebih detil, Joey mencatat sejak penerapan insentif tersebut hingga pertengahan April, CTRA berhasil dapatkan pra penjualan sebesar Rp 160 miliar dari produk seharga di bawah 5 miliar.
Senada, Andre juga optimistis target pra penjualan tersebut akan tercapai dengan mempertimbangkan perolehan pra penjualan kuartal I-2021 yang baik. "Sentimen DP 0%, keringanan vat tax dan suku bunga murah menjadi sentimen positif bagi CTRA," kata Andre.
Di segmen bisnis lain, hingga kuartal III-2020, pendapatan CTRA dari recurring income menurun 26,08% secara tahunan menjadi Rp 1,02 triliun dari Rp 1,38 triliun. Joey mengatakan penurunan tersebut disebabkan oleh pandemi yang membuat CTRA harus memberikan diskon sewa tenant rata-rata sebesar 50%.
Di semester II-2021, Joey optimistis CTRA mampu secara bertahap menurunkan diskon tersebut karena trafik pengunjung mal mulai ramai atawa sudah 50%-70% dari kondisi normal sebelum pandemi.
Lembaga riset PT CLSA Indonesia juga menjelaskan bahwa kunjungan ke pusat perbelanjaan di Indonesia sudah mencapai 40%-50% dari kondisi normal sebelum pandemi Covid-19. Jika tidak ada halangan yang menghambat serah terima properti di tahun ini, Joey memproyeksikan CTRA akan menerima pendapatan sebesar Rp 6 triliun dari segmen ini.
Joey merekomendasikan buy di target harga yang berpotensi ia revisi naik dari Rp 1.200 menjadi 1.400. Kompak, Andre juga merekomendasikan beli di target harga Rp 1.365 per saham.
Selanjutnya: Ciputra Development (CTRA) sebut tingkat kunjungan ke mal mulai mendekati normal
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News