Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pada perdangan Kamis (22/9), indeks Dow Jones ditutup turun 391 point (3,51%) ke level 10.733,83. Jika dihitung sejak Rabu, Dow telah mencatatkan penurunan dua hari terbesar sejak Desember 2008. Data klaim tunjangan penggangguran di Amerika Serikat (AS) yang tercatat lebih tinggi dari estimasi turut memperparah keadaa bursa.
Kemarin (22/9), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun 328 point (8,88%) ke level 3.369,14. Ini merupakan penurunan terbesar dalam setahun terakhir. Menurut catatan eTrading Securities, investor asing melakukan net sell di pasar regular sebesar Rp 1,7 triliun dengan saham-saham yang paling banyak di jual adalah ASII, BMRI, BBRI, BUMI, dan INDF.
"Secara teknikal, setelah menembus garis MA200-nya, IHSG kembali terkoreksi dengan membentuk pola bearish marubozu yang mengindikasikan sinyal bearish continuation meskipun pergerakan indikator sudah terlihat memasuki fase oversold," jelas Betrand Reynaldi, Kepala Riset eTrading.
Dia memprediksi, pada perdagangan hari ini (23/9), IHSG masih akan melanjutkan koreksinya dan akan bergerak pada kisaran 3.309-3.405. Saham-saham yang layak dicermati antara lain BWPT, BUMI, dan MAPI.
Sementara itu, Reza Priyambada, Managing Researh Indosurya Asset Management meramal, pada perdagangan Jumat (23/9), IHSG akan berada pada kisaran support 3.288-3.309 dan resistance 3.590-3.810.
"Jika dilihat dari sentimen yang ada, IHSG masih akan terpengaruh oleh pelemahan bursa-bursa saham global, namun, dari sisi teknikal, kondisi pasar memang sudah kelewat oversold dan seharusnya bisa menjadi pemicu akumulasi saham-saham unggulan yang jatuh terdiskon," papar Reza. Dia menambahkan, penurunan indeks kali ini bukan disebabkan oleh penurunan kinerja emiten sehingga masih banyak emiten yang bisa dikoleksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News