kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis masih rekomendasikan beli saham HMSP


Jumat, 03 Februari 2017 / 10:48 WIB
Analis masih rekomendasikan beli saham HMSP


Reporter: Emir Yanwardhana | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Cukai rokok sudah resmi naik bulan lalu. Tidak hanya cukai rokok yang sudah naik rata-rata 10,54%, pajak pertambahan nilai (PPN) hasil tembakau juga naik menjadi 9,1% dari 8,7%.

Kenaikan cukai dan pajak ini menjadi tantangan bagi emiten rokok seperti PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP). Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Dang Maulida bilang, biasanya emiten mengalihkan biaya kenaikan pajak dan cukai rokok ke konsumen. "Harga akan naik paling tidak sesuai tingkat kenaikan cukai dan PPN," kata Dang dalam riset, Kamis (2/2).

Dari hitungan Dang, pemerintah akan mendapat tarif 9,5% untuk produk sigaret kretek mesin (SKM) dan 7,1% untuk produk sigaret kretek tangan (SKT). Kondisi ini diyakini belum mengubah konsumsi rokok.

Dang melihat, HMSP mencatat pertumbuhan yang konsisten pada periode 2012-2015. Penguasaan pasar rokok HMSP mencapai 34,7% per akhir kuartal ketiga 2016.

Asal tahu saja beban operasional HMSP paling besar adalah cukai yang mencapai 65,3%. Bahan baku dan biaya iklan masing-masing 12,8% dan 3,5% dari total beban operasional. Sisanya masuk biaya overhead dan biaya lainnya.

Analis NH Korindo Joni Wintarja mengatakan, HMSP sudah mengerek harga jual produk 10% dua tahun belakangan ini. Sehingga kenaikan PPN dan cukai ini sudah bisa diantisipasi perusahaan seperti tahun-tahun sebelumnya. "Jadi tidak akan memberi pengaruh yang signifikan terhadap HMSP," kata Joni, kemarin.

Joni menyebut, HMSP melakukan efisiensi demi menjaga kinerja pasca penurunan pasar rokok domestik tahun lalu. Biaya produksi HMSP turun 16% di 2016 dan 18% di 2015. Alhasil laba emiten rokok ini bisa tumbuh 7,2% jadi Rp 13,2 triliun tahun ini.

Analis Buana Capital Andre Suntono mengestimasi, volume produksi HMSP tahun ini naik 1% jadi 107 miliar batang. Produksi SKM akan naik 1,3% jadi 70 miliar batang dan sigaret putih mesin (SPM) naik 1% jadi 16 miliar batang. "Volume produksi rokok SKT diprediksi turun," tulis Andre dalam risetnya pekan lalu.

Karena konsumsi rokok SKT mulai turun, produksi rokok SKT juga akan turun 0,5% jadi 22 miliar batang tahun ini. Selain itu pemasaran HSMP juga akan fokus pada SKM dan SPM pada tahun ini.

Andre memprediksi tahun ini industri rokok masih flat seperti tahun lalu. Selama tiga tahun terakhir, penjualan rokok rata-rata hanya 314 miliar batang per tahun. Sehingga pangsa pasar HMSP kemungkinan masih bertahan di level 34% tahun ini.

Meski begitu, para analis masih merekomendasikan beli HMSP. Joni mematok target harga HMSP di Rp 4.770 per saham. Lalu Dang punya target harga Rp 4.710 per saham dan target harga Andre Rp 3.990 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×