kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Analis: Market cap saat ini lebih fluktatif


Minggu, 05 November 2017 / 20:04 WIB
Analis: Market cap saat ini lebih fluktatif


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Naiknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berkolerasi dengan pertumbuhan kapitalisasi pasar (market capitalization). Bukan cuma emiten yang memiliki kapitalisasi pasar besar saja, namun emiten lapis kedua maupun lapis ketiga turut menyumbang pertumbuhan kapitalisasi pasar. Lantas bagaimana kontribusi emiten-emiten di luar lapis pertama tersebut?

Reza Priyambada, Analis Binaartha Parama Sekuritas menyatakan emiten second liner maupun third liner, punya peran dalam menambah kapitalisasi pasar namun tidak sebesar big caps. Menurutnya, pertimbangan memilih market cap emiten juga cenderung tidak relevan. "Karena pada akhirnya yang diinginkan oleh pasar adalah gain-nya," ujar Reza kepada KONTAN, Jumat (3/11).

Saat ini, lanjut Reza, pasar cenderung mencari potensial upside harga yang signifikan. Sehingga bisa mendapatkan keuntungan dalam jangka pendek. Oleh karena itu, kondisi pasar saat ini yang didominasi oleh investor lokal cenderung memiliki karakter sebagai investor jangka pendek. "Kecenderungan sekarang lebih ke situ. Jadi, market cap lebih fluktuatif dibandingkan dengan sebelumnya," jelasnya.

Data Bursa Efek Indonesia menyebutkan, total kapitalisasi 10 emiten terbesar di pasar modal setara dengan 48,5% total market cap emiten yang senilai Rp 3.240 triliun. Sedangkan untuk 50 emiten terbesar, memberikan kontribusi sebesar 74,37%. Padahal saat ini, jumlah emiten yang melantai ada 564 emiten dengan nilai kapitalisasi Rp 6.702,76 triliun. Artinya, masih ada ketimpangan yang cukup besar pada market cap emiten di pasar modal.

Selama awal tahun hingga saat ini, ada 10 emiten yang pergerakan harganya memimpin. Di antaranya BBCA naik 35,6%, BBRI naik 37%, UNVR naik 28,5%, BMRI naik 25,3%, UNTR naik 66,1%, BBNI naik 40,3%, INTP naik 51,3%, TPIA naik 36,3%, INKP naik 468,1%, dan GGRM naik 15,2%. Di antara 10 emiten tersebut, ada dua emiten second liner yang masuk 10 besar, yakni TPIA dan INKP.

Reza menambahkan, kedua emiten tersebut telah melewati target harga yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk itu, dia merekomendasikan buy saham INKP dengan target harga 6.238 dan buy saham TPIA dengan target harga 32.000. Pada penutupan Jumat (5/11), saham TPIA berada 27.625 pada dan INKP pada 5.425.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×