Reporter: Muhammad Kusuma | Editor: Herlina Kartika Dewi
Sejauh ini, kedua perusahaan sedang dalam proses mengurangi jumlah menara telekomunikasi untuk berfokus pada pengembangan jasa telekomunikasi.
ISAT dan EXCL menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) hingga Rp 10 triliun dan Rp 7,5 triliun. Diperkirakan, alokasi capex akan banyak terserap untuk penyewaan menara.
Melansir laporan keuangan perusahaan, EXCL menjadi pelanggan terbesar kedua dengan presentase dari total pendapatan sebesar 29% sedangkan ISAT berada di peringkat ke empat dengan persentase sebesar 7% pada kuartal III-2019.
Baca Juga: Jelang Pembagian Dividen, Saham KINO dan saham TOWR Menarik Dilirik
Hingga kuartal III-2019, sektor sewa menara telekomunikasi TOWR menghasilkan Rp 4,11 triliun atau 89,96% dari keseluruhan pendapatan. Jumlah tersebut meningkat 3,47% yoy.
Di sisi lain, ada ancaman terhadap target penyerapan menara oleh TOWR dari proses lelang oleh EXCL. As’ad memperkirakan jika Mitratel turut mengikuti proses lelang, harga menara akan naik lebih dari ekspektasi perusahaan. Sehingga, ada kemungkinan TOWR gagal menyerap jumlah target dari menara tersebut.
“Karena yang memiliki dana paling banyak tentu BUMN, Mitratel,” tandasnya.
As’ad merekomendasikan buy saham TOWR dengan target harga Rp 1.050 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News