Reporter: Aloysius Brama | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Meski begitu, keduanya sepakat prospek INDF dan ICBP masih cerah hingga akhir tahun nanti. Wawan misalnya mengatakan, INDF diuntungkan dengan model bisnis konglomerasi yang holistik. “Mereka menguasai mulai dari bahan baku, produksi, hingga distribusi produk,” jelasnya.
Senada dengan Wawan, William mengatakan faktor ekonomi makro yang masih cenderung stabil juga bisa jadi katalis positif. “Saya proyeksikan daya beli, inflasi dan kurs rupiah masih stabil. Hal-hal itu bisa menjaga konsumsi dalam negeri yang praktis mendorong penjualan INDF,” jelasnya.
Baca Juga: Meski Tertekan Harga CPO, Laba Indofood (INDF) Mampu Melejit 30,1%
William juga mengatakan, baik INDF dan ICBP merupakan emiten dari sektor fast moving consumer goods (FMCG) yang kinerjanya cukup baik. “Saya lihat, emiten lain kinerjanya cukup flat. Tapi kedua emiten ini cukup baik,” ungkapnya.
Dengan segala ulasan tersebut, baik Wawan dan William masih merekomendasikan kedua saham tersebut. “Valuasi INDF masih menarik. ICBP sudah mahal tapi defensif untuk jangka panjang,” tutur Wawan.
Baca Juga: Anthoni Salim: Penjualan dan Laba Bersih Indofood CBP (ICBP) Tumbuh Double Digit
William merekomendasikan maintain buy untuk kedua saham emiten Salim Group tersebut. “Target price INDF Rp 8.000, sedangkan ICBP Rp 10.950,” jelasnya.
Hari ini, harga saham INDF menguat 2,54% ke Rp 7.075 per saham. Sedangkan harga saham ICBP menguat 0,71% ke Rp 10.700 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News