Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Membaiknya pergerakan harga minyak dan tenangnya pasar China jadi pendukung keunggulan rupiah hari ini.
Di pasar spot, Kamis (28/1) posisi rupiah terangkat tipis 0,02% ke level Rp 13.873 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Berbeda, di kurs tengah Bank Indonesia nilai rupiah justru tergerus 0,12% di level Rp 13.889 per dollar AS.
Josua Pardede, Ekonom Bank Permata penguatan rupiah salah satunya juga didukung oleh lebih stabilnya harga minyak mentah dunia. Setelah sempat terpuruk ke bawah level US$ 30 per barel di pekan lalu, harga minyak perlahan pulih dan bergerak di kisaran US$ 32 per barel.
Ini juga mendorong membaiknya harga komoditas lainnya. “Selagi harga komoditas membaik dan pasar China stabil, rupiah sebagai mata uang komoditas dan regional Asia akan terjaga,” kata Josua.
Selain memang akibat hasil dovish pertemuan FOMC yang ditanggapi pasar sebagai potensi tertahannya laju kenaikan suku bunga The Fed.
Menurut dugaan Josua, penguatan rupiah berpotensi tetap terjadi di akhir pekan nanti. Pasalnya imbas FOMC masih akan memukul USD yang bisa dimanfaatkan rupiah untuk unggul. “Ini sebenarnya bukan penguatan rupiah, tapi momentum kemerosotan USD,” analisa Josua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News