Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Meski tipis rupiah berhasil mendulang penguatan atas USD yang tengah terluka. Hal ini dinilai imbas dari hasil FOMC yang dovish.
Di pasar spot, Kamis (28/1) posisi rupiah terangkat tipis 0,02% ke level Rp 13.873 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Berbeda, di kurs tengah Bank Indonesia nilai rupiah justru tergerus 0,12% di level Rp 13.889 per dollar AS.
Menurut Faisyal, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures hal ini terjadi setelah pada dini hari tadi hasil FOMC mengisyaratkan kekhawatiran pelaku pasar akan tertahannya laju kenaikan suku bunga The Fed. Setelah pejabat The Fed menyatakan akan terus memantau risiko yang datang dari gejolak ekonomi global.
“Ada pandangan bahwa kenaikan suku bunga The Fed pada Maret 2016 bisa gagal terjadi atau ditunda,” jelas Faisyal. Ini menyebabkan index USD hingga pukul 16.30 WIB tergelincir 0,09% di level 98,81.
Momentum ini yang dimanfaatkan rupiah untuk unggul. Pasalnya dari dalam negeri nyaris tidak ada faktor penggerak. “Namun perlu diingat untuk saat ini ekonomi dan politik dalam negeri tergolong kondusif, jadi rupiah cukup bisa bertahan unggul,” ujar Faisyal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News