kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,96   -11,56   -1.24%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis: Ketidakpastian Brexit membuat poundsterling melemah terhadap dollar AS


Minggu, 10 Februari 2019 / 12:33 WIB
Analis: Ketidakpastian Brexit membuat poundsterling melemah terhadap dollar AS


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan mata uang poundsterling harus melemah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Ketidakpastian Brexit menjadi faktor utama turunnya nilai mata uang poundsterling. Mengutip Bloomberg, Sabtu (9/2) pairing GBP/USD melemah 0,05% ke level 1,2945.

Analis Global Kapital Investama Berjangka Alwi Assegaf mengatakan poundsterling memang melemah dalam lima sesi perdagangan terakhir kemarin Jumat (8/2). Ia bilang faktor utamanya yakni belum berakhirnya kesepakatan Brexit.

"Kabar terakhir Perdana Menteri Theresa May terus berunding ke beberapa negara sehingga perundingan masih terus berlanjut dengan Uni Eropa," ungkap Alwi kepada Kontan.co.id, Sabtu (9/2).

Tidak adanya hasil dari proposal Brexit, Bank of England (BoE) pun tidak mampu menindaklanjuti kebijakan kedepannya. Hanya saja Alwi menilai Gubernur BoE, Mark Carney telah mewanti-wanti Inggris akan menghadapi pelemahan perekonomian.

"Karena saat konferensi pers Agustus tahun lalu, dimana fokua utamanya super thursday, Carney memproyeksi pertumbuhan ekonomi melambat dari 1,7% ke 1,4%. Ini patut diwaspadai jika no deal Brexit," tambah Alwi Assegaf.

Disisi lain, fundamental dollar cukup unggul dari poundsterling. Faktor yang mendukung seperti data perekonomian yang cukup bagus. Ditambah neraca perdagangan yang defisitnya mengecil dari US$ 55 miliar menjadi US$ 49 miliar. Alwi menilai bahwa wajar pelaku pasar melihat dollar sebagai asset safe haven ditengah ketidakpastian global.

Menurut Alwi, Suramnya prospek pertumbuhan ekonomo di kawasan Eropa ditambah krisis hutang di Italia, menjadikan dollar kokoh atas poundsterling. Meskipun, Presiden Trump mengatakan tidak akan bertemu dengan Presiden China, Xi Jinping untuk membahas perang dagang namun diakui Alwi, investor mencatat yield dan obligasi di AS menarik. "Kalau suku bunga lebih unggul di AS dibanding Inggris yang hanya naik 1,75%," tandasnya.

Untuk besok Senin (11/2), Alwi melihat ada potensi poundsterling rebound. Hal ini karena isu shutdown yang masih dikhawatirkan pelaku pasar dan keberlanjutan Brexit dimana May masih terus melakukan aksi untuk berunding dengan Parlemen Uni Eropa," imbuh Alwi.

Besok Alwi memperkirakan rentang GBP/USD di level support 1,2860 - 1,2790 - 1,2768 dan level resistance 1,3011 - 1,3090 - 1,3160.

Dari segi teknikal, pairing GBP/USD bergerak di bawah garis MA 20. Ini mengindikasikan bahwa dalam jangka pendek pairing GBP/USD masuk tren bearish. Sementara dalam jangka menengah masih bullish karena garis MA bergerak di atas level 55.

Kemudian indikator stochastic berada di area 28 yaitu masuk wilayah oversold dan berpotensi rebound, Lalu indikator MACD di level positif dan indikator RSI di area 49 mengindikasikan turun. Seluruh indikasi menunjukkan potensi rebound namun terbatas. Alwi pun merekomendasikan buy on weakness.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×