Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibayangi sentimen negatif ketegangan geopolitik di Semenanjung Korea. Pasalnya, Korea Utara kembali melakukan uji coba rudal dan bom nitrogen. Senin (4/9), IHSG ditutup turun 0,86% ke level 5.813,74.
Sebagai catatan, pada awal tahun, IHSG diperdagangkan pada level 5.275. Dari data RTI, secara year to date (ytd) IHSG bertumbuh 9,76%. Asing mencatatkan nett sell sebesar Rp 384,02 miliar secara ytd.
Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan, sejatinya, price earning ratio (PER) IHSG saat ini sudah cukup premium. Ia memperkirakan level tertinggi IHSG berada pada 6.000 untuk tahun ini.
Proyeksi tersebut didukung adanya ekspektasi kinerja kuartal III-2017 yang lebih bagus. "Tanda-tanda mulai membaik, ini kan impor meningkat dan ekonomi berjalan. Kalau GDP tak drop, biasanya indeks bisa maintenance naik," kata Hans di BEI, Senin (4/9).
Dia menambahkan level terendah IHSG ada di kisaran 5.750 dan 5.800. Area tersebut sudah dinilai cukup murah. Sementara. bila lewat 5.900 dinilai sudah cukup mahal.
Hans tidak mengubah target IHSG. "Dalam perjalanannya agak khawatir, tapi ekspektasi kami kuartal 3 ekonomi akan tumbuh, dan ada potensi naik," lanjutnya.
Dia menilai banyak investor di pasar saham yang menyikapi sentimen belakangan ini dengan keluar dari pasar saham dan masuk ke pasar obligasi. Sehingga mereka dinilai tidak benar-benar keluar dari Indonesia. "Karena risiko konflik meningkat, indeks yang mahal, dan orang memutuskan untuk switching ke bonds yang lebih menarik," papar Hans.
Edwin Sebayang, Kepala Riset MNC Sekuritas juga masih optimistis dengan target IHSG. Ia menyatakan sampai akhir 2017, IHSG dengan skenario moderat pada level 5.880 dan skenario optimistis pada level 6.000.
"Tetapi melihat perkembangan saat ini, saya perkirakan akhir 2017, IHSG lebih cenderung menuju skenario moderat di level 5.880. Faktor yang mempengaruhi ada valuasi IHSG, nett sell asing, dan geopolitik," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News