Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pada akhir perdagangan sesi I hari ini (9/7), kinerja Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG) terkuras 56,09 poin (1,38%) ke level 3.999,11. Jumlah transaksi sebanyak 2.95 juta lot atau setara dengan Rp 2,32 triliun. Sampai tengah hari, investor asing tercatat kembali melakukan net sell di pasar regular sebesar Rp 228,26 miliar.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai, sentimen negatif tengah membayangi bursa dunia, termasuk Indonesia, di mana investor mencemaskan kondisi pelambatan ekonomi dunia.
Pada pekan lalu, tiga bank sentral mengeluarkan kebijakan pelonggaran moneter. "Ini memberikan indikasi kepada pelaku pasar bahwa keadaan ekonomi dunia memburuk," ujar Ariston kepada KONTAN, Senin (9/7).
Apalagi, hingga saat ini, belum ada indikasi the Federal Reserve akan menggelontorkan quantitative easing ke 3. "Padahal, stimulus the Fed ini dapat mengangkat bursa di tengah keterpurukan ekonomi seperti 2 QE terdahulu," kata Ariston.
Dia memprediksi, tekanan untuk IHSG di sesi satu bisa berlanjut di sesi dua dengan potensi target ke area 3.975-3.950.
Sementara itu, Tonny W Setiadi, Analis Indosurya Securities menjelaskan, jika melihat chart daily dari IHSG, terlihat bahwa indikator RSI dan stochastic sudah mulai berada di area overbought. Hal ini manandakan, IHSG memang membutuhkan koreksi sedikit untuk bisa meneruskan penguatannya.
"Namun, jika IHSG sampai turun tembus 4.000 ke bawah, sebaiknya investor mulai wait and see dan melihat pembukaan bursa Eropa nanti," tambah Tonny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
