Reporter: Rezha Hadyan | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingginya kebutuhan jasa telekomunikasi membuat prospek kinerja PT Sarana Menara Nusantara (TOWR) masih cemerlang. Selain itu penyelenggaraan pesta demokrasi lima tahunan alias pemilihan umum (Pemilu) punya peluang mendongkrak pertumbuhan industri menara telekomunikasi di tahun 2019 sebesar 5-7%.
Analis Indo Premier Sekuritas Mino mengatakan, ke depan permintaan data seluler akan terus meningkat dan tentunya akan berdampak positif terhadap perusahaan. "Karena seiring dengan meningkatnya permintaan operator seluler pastinya harus menambah kapasitas dan jangkauan jaringan,” kata Mino kepada Kontan.co.id Rabu (23/1).
Sejauh ini faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja emiten menara telekomunikasi adalah seberapa banyak menara telekomunikasi yang bisa dibangun dan seberapa besar jumlah menara yang berhasil disewakan ke perusahaan telekomunikasi.
Selain itu kemampuan menekan biaya operasional ikut menjadi hal yang krusial bagi kinerja emiten menara telekomunikasi.
Mino bilang saat ini Sarana Menara Nusantara masih menjadi emiten menara telekomunikasi yang unggul dengan jumlah menara paling banyak di Tanah Air.
Sebelumnya, Wakil Direktur Utama Sarana Menara Nusantara Adam Ghifari menyebut jumlah menara telekomunikasi yang dimiliki oleh anak usaha Grup Djarum ini mencapai 17.000 unit yang mendukung sekitar 28.000 titik sewa di seluruh Indonesia.
Jumlah menara telekomunikasi itu kemungkinan akan bertambah. Pasalnya Sarana Menara Nusantara berencana menambah sekitar 2.000-3.000 titik sewa menara telekomunikasi di seluruh Indonesia pada tahun 2019.
Selain itu, penambahan titik sewa itu juga didukung oleh jaringan serat optik (fiber optic) yang membentang sepanjang 16.000 km untuk menunjang operasional seluruh menara telekomunikasi yang jumlahnya ikut bertambah.
Sejauh ini pembangunan menara telekomunikasi baru atau ekspansi organik masih menjadi andalan TOWR. Untuk keperluan belanja organik Sarana Menara Nusantara menyatakan mengalokasikan belanja modal organik sekitar Rp 2,3 triliun untuk tahun 2019.
Sementara itu, “Kalau dibandingkan dengan perusahaan sejenis seperti Tower Bersama Infrastructure, debt to equity ratio (DER) dari Sarana Menara Nusantara ini masih terbilang baik, DER Tower Bersama Infrastructure 7,56 kali sedangkan Sarana Menara Nusantara masih 1,91 kali,” kata Mino.
Selain itu Mino juga menilai kinerja Sarana Menara Nusantara pada kuartal III-2018 masih cukup baik. Pada sembilan bulan pertama tahun 2018, perusahaan berhasil meraup laba bersih Rp 1,7 triliun. Meningkat dibandingkan periode yang sama di tahun 2017 sebesar Rp 1,62 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News