kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,35   -6,99   -0.75%
  • EMAS1.321.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis ini menilai Indonesia belum perlu meniru langkah Filipina


Rabu, 18 Maret 2020 / 20:17 WIB
Analis ini menilai Indonesia belum perlu meniru langkah Filipina
ILUSTRASI. Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi (kedua kiri) beserta Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Laksono W. Widodo (kedua kanan), Direktur Pengembangan Hasan Fawzi (kiri) dan Direktur Penilaian Perusahaan I Gede Nyoman Yetna emant


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Filipina menjadi negara pertama yang mengambil langkah cukup berani untuk menutup perdagangan di pasar keuangan. Langkah tersebut juga diikuti oleh Srilanka. Lalu, perlukah Indonesia mengambil langkah yang sama?

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan Indonesia belum perlu mengambil langkah tersebut lantaran kebijakan yang sudah ada saat ini dinilai cukup untuk membatasi penurunan. Lagi pula, selalu ada peluang di saat terjadi krisis ekonomi. “Banyak orang menjadi kaya kalau bisa memanfaatkan krisis ekonomi,” kata Hans saat dihubungi Kontan, Rabu (18/3).

Baca Juga: IHSG kena trading halt lagi pada Selasa (17/3) pukul 15.02 WIB

Otoritas telah mengeluarkan kebijakan seperti trading halt, trading suspend dan auto rejection bawah. Selama masa implementasi, Hans menilai penurunan pasar masih cukup terkendali sebab selama tiga kali trading halt pasar tidak pernah bergerak liar turun sangat dalam.

“Kalau ditutup mungkin kita menghadapi risiko, orang bisa menjual portofolionya di pasar obligasi,” kata Hans.

Hal ini bisa membuat tekanan meluas ke pasar keuangan lainnya. Dua, Bursa Efek Indonesia (BEI) perlu hati-hati untuk mengambil keputusan tersebut mengingat fungsinya untuk menghilangkan kepanikan pasar.

“Iya, memang pasar kurang rasional, turunnya cukup banyak. Ya memang seperti itu kalau market lagi khawatir. Kalau sudah turun 50%-60% saya pikir akan bisa pertimbangkan (penutupan pasar),” jelas dia.

Baca Juga: BEI belum akan mengikuti Filipina menutup perdagangan bursa saham

Asal tahu saja, pada penutupan perdagangan hari ini IHSG turun 31,25% ytd ke level 4.330,67. Bila dihitung dari level tertinggi IHSG yaitu 6.689,29 pada 19 Februari 2019 silam, penurunan telah mencapai 35,26%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×