Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pasca keputusan European Central Bank (ECB) yang berencana membeli obligasi zona euro dengan nilai tidak terbatas, pergerakan bursa global dan regional melesat. Sejumlah analis memprediksi, sentimen positif dari Benua Biru itu juga bakal berimbas pada pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini (7/9).
Analis Astronacci Gema Goeyardi menilai, harga telah mengakhiri periode koreksinya sehingga IHSG siap untuk melanjutkan fase penguatan dalam jangka pendek. Secara teknikal, Gema menganalisa, dengan memperhatikan pembentukan formasi swing low pada perdagangan kemarin (6/9), terlihat bahwa penutupan harga pada candle hijau menunjukkan bahwa harga membentuk sebuah pola candlestick reversal yang dikenal sebagai Morning Star.
"Saya melihat bahwa pola ini akan memberikan dampak positif pada pergerakan harga dengan tingkat keberhasilan yang cukup tinggi," kata Gema, Jumat (7/9).
Itu sebabnya, dia optimistis pergerakan IHSG pada hari ini akan bullish, yang mana harga bergerak kembali menuju target disekitar area suplai pada kisaran 4.120-4.150. Dia juga menjelaskan, potensi penguatan tersebut akan berlanjut, dimana harga akan bergerak menemui area time resistance selanjutnya pada 11 September-13 September mendatang ke arah 4.200-4.230.
Gema merekomendasikan untuk trader mengikuti pola kenaikan indeks ini dan bisa melakukan penjualan jika harganya sudah menyentuh resistancenya atau lanjut menahan hingga harga terus naik pada 11 September-13 September.
Sementara, Analis MNC Securities Edwin Sebayang menilai, secara teknikal, IHSG telah membentuk Pola White Marubozu yang mengindikasikan berlanjutnya kenaikan ineks ke range 4.087-4.142.
Beberapa saham yang disarankan Edwin, diantaranya BBRI, ASII, PGAS, SMGR, ISAT, KLBF, INTP, BBCA, LSIP, UNVR, BJBR, ITMG, AKRA, BSDE, MDLN. Dia juga mengimbau pemodal untuk menghindari saham-saham Bakrie Group akibat buruknya kinerja fundamental serta besarnya posisi utang. "Terlebih analis Senior Lin Che Wei memperingatkan adanya potensi gagal bayar utang bakrie Group senilai Rp 7,1 triliun," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News