kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.854   -114,00   -0,72%
  • IDX 7.408   -83,72   -1,12%
  • KOMPAS100 1.144   -15,06   -1,30%
  • LQ45 906   -13,98   -1,52%
  • ISSI 225   -1,35   -0,60%
  • IDX30 466   -8,33   -1,75%
  • IDXHIDIV20 564   -8,97   -1,57%
  • IDX80 131   -1,71   -1,29%
  • IDXV30 140   -0,76   -0,54%
  • IDXQ30 156   -2,23   -1,41%

Analis: Harga minyak tak akan bertahan lama di atas level US$ 130 sebarel


Selasa, 24 Mei 2011 / 16:04 WIB
Analis: Harga minyak tak akan bertahan lama di atas level US$ 130 sebarel
ILUSTRASI. Terbuka untuk lulusan baru, Lowongan kerja 2020 di Kantor Susi Pudjiastuti


Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

LONDON. Consultant Petromatrix GmbH berpendapat, harga minyak dunia tidak akan lama berada di atas level US$ 130 per barel. Pasalnya, tingginya harga minyak akan mengurangi tingkat permintaan.

Pernyataan tersebut diungkapkan menanggapi prediksi Morgan Stanley dan Goldman Sachs Group Inc yang memprediksi harga minyak akan menanjak ke posisi US$ 130 sebarel tahun depan.

"Apa yang kita ketahui dari kejadian di tahun 2008 dan awal 2011 adalah, pada level US$ 130, ada penurunan permintaan minyak secara besar-besaran," jelas Olivier Jakob, managing director Petromatrix.

Sekadar informasi, kontrak harga minyak jenis Brent di London diperdagangkan di posisi US$ 111 per barel. Pada 11 April lalu, harga minyak sudah menanjak di level tertinggi dalam 2,5 tahun terakhir di atas level US$ 127 per barel.

Pada Juli 2008, harga minyak jenis Brent naik ke level tertinggi sepanjang sejarah di posisi US$ 147,50 per barel. Namun, hanya dalam kurun waktu dua bulan, harga minyak tersebut anjlok hingga 51%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×