Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pekan ini ada sembilan emiten yang akan mencatatkan saham perdana atau listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Mengutip catatan Kontan.co.id sebelumnya, sebanyak dua emiten melantai di bursa hari ini, Selasa (8/9). Dua emiten itu adalah PT Puri Global Sukses Tbk (PURI) dan PT Soho Global Health Tbk (SOHO).
Adapun tiga emiten telah listing kemarin Senin (7/9), yaitu PT Kurniamitra Duta Sentosa Tbk (KMDS), PT Bank Bisnis Internasional Tbk (BBSI), dan PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk (SCNP).
Sementara dua emiten lainnya, PT Rockfields Properti Indonesia Tbk (ROCK) dan PT Grand House Mulia Tbk (HOMI), akan melantai di bursa Kamis (10/9).
Satu emiten akan mencatatkan sahamnya pada Senin (14/9) yakni PT Morenzo Abadi Perkasa Tbk (ENZO). Satu lagi akan tercatat pada Selasa (15/9) yakni PT Planet Properindo Jaya Tbk (PLAN).
Baca Juga: Penjualan Imboost naik 100%, Soho Global Health (SOHO) optimistis mendongkrak bisnis
Melihat prospektusnya, beberapa saham akan menggunakan dana yang dihimpun melalui initial public offering (IPO) untuk ekspansi. BBSI misalnya, akan menggunakan Rp 15 miliar dari dana yang dihimpun untuk meningkatkan pelayanan kepada nasabah dengan mendirikan satu kantor cabang baru di Cirebon pada kuartal III 2020. BBSI juga akan menambah satu kantor cabang baru di Kota Semarang pada kuartal IV 2021, serta proses renovasi atas kantor cabang yang saat ini beroperasi.
Selain itu, ada juga SCNP yang akan menggunakan 55% dananya untuk perluasan gedung pabrik di area pabrik Cileungsi, termasuk perbaikan infrastruktur jalanan. Adapun dana yang dihimpun SCNP melalui IPO mencapai Rp 55 miliar.
Sementara, sebesar 96,6% dana IPO PURI akan dimanfaatkan untuk pembelian lahan anak usahanya, PT Puri Karya Bersama (PKB). Pembelian lahan itu diharapkan menjadi landbank yang dapat digunakan untuk pengembangan usaha PURI dan entitas anaknya di masa depan. Adapun untuk KMDS dan SOHO, dana hasil IPO akan dimanfaatkan untuk memperkuat distribusi produk.
Baca Juga: Pasca IPO, intip rencana pengembangan bisnis Puri Global Sukses (PURI)
Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, pengumpulan dana lewat IPO untuk ekspansi memang menambah daya tarik saham. "Berarti perusahaannya ada pertumbuhan di masa depan, bisa menjadi salah satu pilihan," kata Hans kepada Kontan.co.id, Selasa (8/9).
Akan tetapi, tidak serta merta investor bisa masuk ke saham-saham yang menjanjikan ekspansi. Apalagi, pergerakan saham baru biasanya terkena auto rejection atas (ARA) kemudian bisa terkoreksi beberapa hari setelahnya.
Menurut Hans Kwee, akan lebih baik jika investor masuk ke saham-saham baru saat masa book building. Ketika berminat masuk ke saham-saham baru, investor perlu mempertimbangkan valuasi dan investasinya dalam jangka panjang.
Baca Juga: IPO semarak di tengah pandemi, masih 11 calon emiten bersiap melantai ke bursa
Di sisi lain, Presiden Direktur CSA Institute Aria Santosa mengungkapkan, rencana ekspansi merupakan hal yang baik untuk meningkatkan pendapatan perusahaan. Bagi investor dengan profil risiko yang konservatif, perlu melihat sejauh mana penerapan rencana ekspansi emiten-emiten baru itu dapat dilaksanakan.
"Maka perlu menunggu sekitar dua kuartal sejak IPO," jelas Aria kepada Kontan.co.id, Selasa (8/9). Di saat itu, lanjutnya, minat pasar terhadap saham baru mulai mereda.
Sehingga, harga sahamnya akan menyesuiakan pada level equilibrium. Di sisi lain, kinerja emiten baru itu akan mulai tampak. Sehingga, investor akan lebih mudah menilai sahamnya.
Menurut Aria, sangat wajar pergerakan saham-saham baru memiliki momentum kenaikan di perdagangan perdana. Setelah itu, pergerakan saham akan cenderung mereda, menunggu penerapan strategi yang dirancang saat IPO terlaksana hingga saham kembali diapresiasi oleh pasar. Adapun momentum pergerakan harga saham-saham baru yang naik tinggi di awal listing bisa dimanfaatkan oleh investor yang lebih agresif.
Baca Juga: Baru kelar IPO, Bank Bisnis (BBSI) siap gelar rights issue di Desember 2020
Mempertimbangkan sektor saham
Head of Investment Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana menambahkan, bagi investor yang tertarik masuk ke saham-saham baru ini perlu untuk benar-benar memahami emitennya lebih dalam. Apalagi kondisi pasar tengah tidak pasti karena pandemi Covid-19.
Bagi jangka pendek, lanjut Wawan, investor perlu mempertimbangkan dampak Covid-19 terhadap lini bisnis yang dijalankan oleh emitennya. Sementara untuk jangka menengah investor bisa mempertimbangkan saham dengan bisnis yang lebih cepat pulih.
Baca Juga: 9 Perusahaan akan melantai di BEI mulai besok
Adapun jika dilihat dari sektornya saham sektor kesehatan paling memiliki prospek dibanding emiten lainnya, seperti SOHO. Sementara untuk jangka waktu menengah saham BBSI juga menarik. Sebab, sektor perbankan bakal menarik ketika nanti ekonomi mulai bergerak lagi setelah pandemi teratasi.
Di sisi lain, sektor saham yang perlu diwaspadai adalah perhotelan dan properti, seperti PLAN, HOMI, dan ROCK. Dilihat dari sektornya, emiten-emiten tersebut berpotensi paling terdampak karena pandemi Covid-19.
"Selain memperhatikan sektornya, investor juga perlu memperhatikan fundamental perusahaan, serta valuasi sahamnya," jelas Wawan kepada Kontan.co.id beberapa waktu lalu.
Selanjutnya: BEI: Masih ada 11 calon emiten mengantre melantai di bursa
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News