Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Tingginya tekanan eksternal kembali menjadi penyebab tergerusnya nilai tukar rupiah. Di pasar spot, Selasa (12/1) valuasi rupiah tergelincir 0,35% ke level Rp 13.910 per dollar AS dibanding hari sebelumnya.
Berbeda, di kurs tengah Bank Indonesia posisi rupiah justru terangkat 0,71% di level Rp 13.835 per dollar AS.
David Sumual, Ekonom Bank BCA mengatakan tekanan dari menguatnya USD menekan posisi mata uang yang berlawanan termasuk rupiah.
Dorongan penguatan USD datang dari rilis data labor market conditions index Desember 2015 yang naik dari 2,7% ke level 2,9%. “Dengan minimnya dukungan dari internal, gempuran USD ini tidak memiliki penahan,” kata David.
Sehingga nilai rupiah pun terkikis. Apalagi ini melanjutkan sajian data ketenagakerjaan AS akhir pekan lalu yang memuaskan pasar.
Ada ekspektasi di pasar bahwa The Fed bisa menaikkan suku bunga seusai dengan targetnya di tahun 2016 ini di kisaran 1,25% - 1,50%. Tidak heran posisi USD pun sulit ditandingi.
Hingga pukul 17.30 WIB index USD merangkak naik 0,18% ke level 98,90 dibanding hari sebelumnya. "Penggerak rupiah sejak akhir tahun lalu memang dari eksternal terutama USD," tutur David.
Hanya saja memang pergerakan rupiah di hadapan USD cenderung tipis dan dalam range yang sempit. Sehingga pelemahan pun tidak terlampau signifikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News