kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Analis: Belum ada perbaikan mendasar di sektor operasional perusahaan properti


Selasa, 15 Januari 2019 / 19:39 WIB
Analis: Belum ada perbaikan mendasar di sektor operasional perusahaan properti


Reporter: Yoliawan H | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan sektor yang masih paling menunjukan pergerakan paling baik adalah sektor properti. Secara year to date (ytd), sektor properti berhasil tumbuh sebesar 7,37%.

Managing Director Head of Equity Capital Market Samuel International Harry Su mengatakan, kenaikan sektor properti ini lebih karena pada tahun 2017 dan 2018 lalu secara kinerja, sektor properti sudah turun cukup dalam. “Sehingga ada beberapa fund manager yang menganggap valuasi sektor ini sudah cukup murah,” ujar Harry kepada Kontan, Selasa (15/1).

Menurutnya, jika melihat secara kinerja operasional, di sektor riil belum begitu mencerminkan adanya perbaikan yang mendasar.

Pada tahun 2018 pun beberapa emiten properti masih menunjukan marketing sales yang belum terlalu memuaskan.

PT Intiland Development Tbk (DILD) mencatatkan penjualan pemasaran atau marketing sales sebesar Rp 1,6 triliun sepanjang Januari-September 2018. Padahal, Intiland membidik marketing sales Rp 3,3 triliun.

Artinya, pencapaian selama sembilan bulan pertama tahun ini baru 48,4%. Tidak hanya jauh dari target, perolehan itu juga turun 40% dari periode yang sama tahun 2017 yakni berhasil mencapai Rp 2,7 triliun.

Kendati demikian beberapa emiten properti masih optimis, marketing sales tahun 2019 masih lebih baik. Sebut saja, PT PP Properti Tbk (PPRO) yang membidik marketing sales sekitar Rp 3,8 triliun pada tahun 2019. Angka tersebut meningkat sekitar 10% dari tahun sebelumnya. Adapun realisasi marketing sales PPRO diprediksi dapat tembus Rp 3,4 triliun untuk tahun 2018.

Harry menambahkan ada hal yang perlu diperhatikan lagi untuk sektor properti dari dampak Bank Indonesia (BI) yang sudah menaikan suku bunga acuan cukup agresif yakni 175 bps menjadi 6%. Menurutnya dampak terhadap suku bunga kredit akan terasa di 2019 ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×