kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Analis: Belum ada perbaikan mendasar di sektor operasional perusahaan properti


Selasa, 15 Januari 2019 / 19:39 WIB
Analis: Belum ada perbaikan mendasar di sektor operasional perusahaan properti


Reporter: Yoliawan H | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan sektor yang masih paling menunjukan pergerakan paling baik adalah sektor properti. Secara year to date (ytd), sektor properti berhasil tumbuh sebesar 7,37%.

Managing Director Head of Equity Capital Market Samuel International Harry Su mengatakan, kenaikan sektor properti ini lebih karena pada tahun 2017 dan 2018 lalu secara kinerja, sektor properti sudah turun cukup dalam. “Sehingga ada beberapa fund manager yang menganggap valuasi sektor ini sudah cukup murah,” ujar Harry kepada Kontan, Selasa (15/1).

Menurutnya, jika melihat secara kinerja operasional, di sektor riil belum begitu mencerminkan adanya perbaikan yang mendasar.

Pada tahun 2018 pun beberapa emiten properti masih menunjukan marketing sales yang belum terlalu memuaskan.

PT Intiland Development Tbk (DILD) mencatatkan penjualan pemasaran atau marketing sales sebesar Rp 1,6 triliun sepanjang Januari-September 2018. Padahal, Intiland membidik marketing sales Rp 3,3 triliun.

Artinya, pencapaian selama sembilan bulan pertama tahun ini baru 48,4%. Tidak hanya jauh dari target, perolehan itu juga turun 40% dari periode yang sama tahun 2017 yakni berhasil mencapai Rp 2,7 triliun.

Kendati demikian beberapa emiten properti masih optimis, marketing sales tahun 2019 masih lebih baik. Sebut saja, PT PP Properti Tbk (PPRO) yang membidik marketing sales sekitar Rp 3,8 triliun pada tahun 2019. Angka tersebut meningkat sekitar 10% dari tahun sebelumnya. Adapun realisasi marketing sales PPRO diprediksi dapat tembus Rp 3,4 triliun untuk tahun 2018.

Harry menambahkan ada hal yang perlu diperhatikan lagi untuk sektor properti dari dampak Bank Indonesia (BI) yang sudah menaikan suku bunga acuan cukup agresif yakni 175 bps menjadi 6%. Menurutnya dampak terhadap suku bunga kredit akan terasa di 2019 ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×