kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis: Beli saham SMRA


Senin, 02 Oktober 2017 / 20:43 WIB
Analis: Beli saham SMRA


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terjadi transaksi tutup sendiri atau crossing saham PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) senilai total Rp 1,38 triliun pada perdagangan Senin (2/10). Dari data RTI, broker pelaksana Indo Premier Sekuritas melakukan dua kali transaksi crossing dengan total 963,88 juta saham pada harga Rp 1.430 per saham. Harga ini lebih tinggi ketimbang harga penutupan pada Rp 1.100 per saham.

Total saham yang ditransaksikan yakni 6,68% dari seluruh total saham SMRA yakni 14,44 miliar saham. Crossing saham SMRA ini menyebabkan lonjakan penjualan bersih asing di bursa efek hingga mencapai Rp 1,6 triliun hari ini.

Bertoni Rio, Senior Analyst Research Division Anugerah Sekuritas Indonesia menyatakan, transaksi tutup sendiri tersebut tidak selalu berhubungan langsung untuk kegiatan emiten. Melainkan untuk kepentingan pemegang saham. "Kalau hari ini, terjadi pada saham SMRA transaksi crossing cukup besar," kata Rio kepada KONTAN, Senin (2/10).

Dia menambahkan, meskipun harga saham naik hingga 3,28%, hal itu dipicu adanya ekspektasi psikologis kalangan investor bahwa SMRA akan diangkat ke level harga crossing. "Masih ada peluang lonjakan hingga 29,7%. Oktober dimulai rilis kinerja emiten kuartal 3-2017," tambahnya.

Adanya harapan kenaikan yang cukup tinggi, dapat mendorong psikologis investor untuk masuk saat ini. Hal itu, yang nampak dari ekspektasi psikologis untuk masuk ke level premium. Padahal, bila melihat PER SMRA saat ini 157,14x. Ini relatif mahal dibandingkan sektor properti.

Sedangkan secara teknikal, pada tahun ini harga saham SMRA terendah pada Rp 975. SMRA berpotensi uji resisten pada Rp 1.150. "Rekomendasi beli dengan target harga Rp 1.090," tambahnya.

Muhammad Nafan Aji Analis Binaartha Parama Sekuritas menyatakan, kebijakan emiten dalam meluncurkan produk baru seperti Pradita Institute misalnya, diharapkan akan menjadi stimulus positif. Apalagi BI telah menurunkan 7-DRRR 2 kali berturut-turut pada Agustus dan September. "Sehingga mendorong kinerja marketing sales emiten ini ke depannya," terang Nafan kepada KONTAN, Senin (2/10).

Secara teknikal, SMRA pada daily chart berada dalam fase akumulasi atau dalam keadaan bullish consolidation. Dalam rangka membentuk pola uptrend ke depannya. "Buy on weakness dengan target harga jangka panjang di level Rp 1.350," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×