kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Analis: Beli saham BMRI, BJTM, BBNI, dan BNLI


Minggu, 10 September 2017 / 14:11 WIB
Analis: Beli saham BMRI, BJTM, BBNI, dan BNLI


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Bank Indonesia pada 22 Agustus lalu kembali menurunkan BI 7-Days Repo Rate dari sebelumnya 4,75% menjadi 4,5%. Di satu sisi, penurunan suku bunga acuan ini dipandang akan berdampak positif, karena seiring dengan penurunan suku bunga simpanan, suku bunga kredit pun akan tertekan.

Namun, menengok sebulan ke belakang, harga saham beberapa emiten bank justru mulai turun. Contohnya, saham Bank Central Asia Tbk. (BBCA) turun 0,66%, Bank Danamon Tbk. (BDMN) turun 3,20%, Bank Bukopin Tbk. (BBKP) juga turun 1,64% .

Analis OSO Sekuritas Riska Afriani menilai, penurunan harga saham bank dipengaruhi sentimen turunnya pengembalian dana pihak ketiga (DPK). Padahal menurut Riska penurunan DPK tersebut belum diiringi dengan penurunan suku bunga kredit.

Sementara itu, Kepala Riset Paramitra Alfa Sekuritas Kevin Juido melihat harga saham bank sudah dalam keadaan tinggi saat BI menurunkan suku bunga acuan. Sehingga, menurutnya secara teknikal harga saham emiten perbankan akan mengayun ke bawah.

Penurunan suku bunga acuan sendiri, menurut Kevin akan menarik imbasanya bagi bank, dimana volume pergerakan nasabah akan tinggi. Hanya saja, kekhawatiran pelaku pasar muncul karena negosiasi soal relaksasi Loan to Value (LTV) antara bank central dengan beberapa bank lain yang cukup menyita waktu.

Meski demikian, baik Riska maupun Kevin sepakat bahwa prospek saham sektor perbankan ke depannya masih cukup baik. Di 2018, pemerintah menaikkan target pertumbuhan ekonomi yang memberikan angin segar bagi emiten perbankan.

Namun, Riska tetap memberikan catatan bahwa pemerintah sempat merevisi target pertumbuhan ekonomi tahun ini. Yang mana hal tersebut dapat berimplikasi terhadap pertumbuhan ekonomi tahun depan.

Karena itu, menurut Riska investor sebaiknya tak berharap banyak terhadap return dari bank untuk saat ini. Pasalnya dalam catatan Riska harga saham sektor finance sudah naik 21% tahun ini. Bagi investor jangka panjang yang ingin masuk, dia lebih merekomendasikan saham sektor konstruksi, properti, dan tambang.

Adapun di sektor perbankan, Riska merekomendasikan buy untuk saham BMRI dengan target harga 14.500. “Kinerjanya bagus, meskipun tahun kemarin NPL nya tinggi. Prospek di 2018 itu menarik,” ujar Riska, Jumat (10/9).

Sementara itu, Kevin merekomendasikan beli untuk saham BJTM dengan target harga 800 , BBNI dengan target harga 8.000, dan BNLI dengan target harga 850. “BMRI juga menarik kalau melakukan stock split. Dengan stock split ritel juga bisa masuk,” tambah Kevin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×