Reporter: Rizki Caturini | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. PT Barito Pacific Tbk (BRPT) saat ini tengah menggelar roadshow ke sejumlah negara. Acara ini bertujuan untuk menawarkan obligasi dollar AS yang akan diterbitkan PT Chandra Asri.
Anak usaha BRPT yang bergerak di bisnis produksi bahan kimia ini belum bersedia menyebutkan nilai obligasi mereka. "Saya belum bisa memberi komentar banyak karena saya masih di luar negeri," kilah Andry Setiawan, Wakil Direktur Utama Chandra Asri, kepada KONTAN, kemarin (25/10).
Andry hanya bilang, roadshow ini merupakan penjajakan awal terhadap minat pasar obligasi di luar negeri. Jadi, belum ada kesepakatan apapun antara Chandra Asri dan calon pembeli obligasi.
Kabar yang beredar, Chandra Asri akan menerbitkan obligasi senilai US$ 250 juta. Hasil penerbitan ini konon untuk memenuhi pembiayaan berbagai ekspansi usaha.
Hubungan Investor BRPT Agustino Sudjono pun belum bersedia membeberkan rencana penerbitan obligasi tersebut. Sebab, BRPT belum melaporkan rencana ini kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI).
Tapi, mengutip berita di situs ifrasia.com, BRPT telah menunjuk DBS Bank dan Deutsche Bank sebagai koordinator dalam presentasi kepada para investor di berbagai negara yang mereka kunjungi. Tujuan kunjungan Chandra Asri meliputi Hong Kong pada 23 Oktober lalu, Singapura, serta London pada 26 Oktober dan 27 Oktober 2009.
Vice President Valbury Asia Futures Nico Omer Jonckheere menduga, penerbitan obligasi ini sebagai upaya BRPT untuk memenuhi target belanja modal tahun depan. "Salah satunya belanja modal untuk meningkatkan kapasitas produksi Chandra Asri," katanya.
Belakangan ini, makin banyak perusahaan memanfaatkan penurunan suku bunga Amerika Serikat (AS) untuk menerbitkan obligasi dalam dollar AS. Sebelum ini, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) menerbitkan obligasi US$ 800 juta dan PT Indika Energy Tbk (INDY) akan merilis obligasi senilai US$ 250 juta.
Tapi, Nico menilai, kondisi fundamental BRPT tidak terlalu istimewa ketimbang perusahaan lain yang juga berniat menerbitkan obligasi dollar AS. Jadi, BRPT harus memberi pemanis imbal hasil yang lebih tinggi. "Obligasi ini akan menarik jika mereka memberi yield obligasi di atas 10%," katanya.
Pada penutupan bursa saham akhir pekan lalu (23/10), harga saham BRPT berakhir di level Rp 1.560 per saham, naik 1,3% ketimbang harga penutupan hari sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News